3 Kabupaten di Sumsel Tetapkan Status Siaga Karhutla

Tujuh daerah lain di Sumsel juga berpotensi terjadi karhula

Palembang, IDN Times - Sudah tiga kabupaten di Sumatera Selatan (Sumsel) menyatakan status siaga kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada 2020. Demikian dilakukan sebagai bentuk antisipasi bencana yang hampir muncul tiap tahun.

Menurut Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, Ansori mengatakan, ketiga daerah itu merupakan Musi Banyuasin (Muba), Ogan Ilir (OI) dan Lahat. Masing-masing daerah telah membuat SK Status Siaga Karhutla.

"Seluruh wilayah di Sumsel sebenarnya berpotensi terjadi kebakaran hutan, kebun dan lahan, namun sementara ini baru tiga wilayah itu yang menyatakan status siaga," ujarnya dikutip dari Antara, Jumat (5/6).

1. Sebanyak tujuh daerah lain juga berpotensi mengalami karhutla

3 Kabupaten di Sumsel Tetapkan Status Siaga KarhutlaIDN Times/Rangga Erfizal

Dari 17 kabupaten dan kota di Sumsel, terdapat 10 wilayah yang paling berpotensi mengalami karhutla. Yakni Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), OI, Muba, Muara Enim, Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Ogan Komering Ulu (OKU), Musi Rawas, OKU Timur, Musi Rawas Utara dan Banyuasin.

Potensi Karhutla terjadi karena wilayah tersebut memiliki lahan gambut, meski penyebab mayoritas kejadian akibat ulah manusia yang membuka lahan dengan cara membakar (sonor), hingga cepat meluas karena angin kencang. Demikian diperparah saat musim kemarau karena lahan gambut tak lagi menyimpan pasokan air di dalamnya

Menurut Ansori, kesiagaan daerah menghadapi karhutla dinilai penting mengingat Sumsel belum terlalu lama melewati kejadian serupa tahun lalu. "Secara umum kami sudah siapkan upaya-upaya pengendalian karhutla, seperti penambahan citra satelit untuk memantau titik api," jelasnya.

Baca Juga: Cegah Karhutla 2020, Pemprov Sumsel Anggarkan Rp37 Miliar

2. Titik api terbanyak sepanjang 2020 berada di OKI

3 Kabupaten di Sumsel Tetapkan Status Siaga KarhutlaApel penanganan karhutla di Sumsel. (IDN Times/Humas Pemprov Sumsel)

Jika pada 2019 Satgas Sumsel mengandalkan tiga satelit (Aqua, Landsat-8, dan NOAA), maka pada antisipasi Karhutla 2020 satgas mengandalkan lima satelit. Yakni Aqua, Landsat-8, NOAA, SNPP dan Terra.

"Banyaknya satelit akan mempertajam akurasi titik api, sehingga lebih cepat diverifikasi pos pemadam setempat dan segera dipadamkan," kata Ansori menambahkan.

Sejak Januari hingga April 2020, kelima satelit itu telah mendapatkan citra 1.113 titik api di Sumsel. Mayoritas titik api itu berada di Kabupaten OKI. Dinas Kehutanan Sumsel mencatat, 428.356 hektare hutan dan lahan hangus terbakar selama rentang Januari-November 2019, sebanyak 233.546 hektare atau 54,52 persen di antaranya terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).

Pemprov Sumsel sendiri telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp37 miliar sebagai antisipasi kebakaran hutan dan lahan selama 2020.

Baca Juga: Belum Selesai COVID-19, Pemerintah Bersiap Hadapi Karhutla di Sumsel

3. Prediksi kemarau di Juni 2020

3 Kabupaten di Sumsel Tetapkan Status Siaga KarhutlaKarhutla yang terjadi di wilayah Sumsel tahun 2019 (IDN Times/Istimewa)

Kasi Data dan Informasi dari Stasiun Klimatologi Kenten Palembang, Nandang Pangaribowo mengatakan, musim kemarau 2020 di Sumsel yang diprediksi terjadi pada Mei kini mundur ke periode Juni.

"Prakiraan awal musim kemarau wilayah Sumsel secara umum mundur, pada Juni dasarian I - Juni dasarian III," kata Nandang.

BMKG juga memprediksi musim kemarau di wilayah Sumsel pada 2020 akan lebih basah dibanding 2019, berdasarkan permodelan sifat hujan yang telah dianalisis. Yakni musim kemarau tahun ini akan lebih banyak hujan.

4. KLHK tabur 1,6 ton garam NaCl di tiga lokasi

3 Kabupaten di Sumsel Tetapkan Status Siaga KarhutlaKLHK Mulai Lakukan TMC untuk Cegah Karhutla di Sumatera Selatan dan Jambi (Dok. KLHK)

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah melakukan pembuatan hujan buatan dengan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Riau, Sumatera Selatan dan Jambi. Menurut Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan dari KLHK, Basar Manullang, operasi itu dilakukan dengan pesawat Cassa C 212 TNI AU.

Operasi TMC telah dilakukan terlebih dulu di Riau pada 13 Mei 2020. Lalu TMC dilakukan di Sumsel dan Jambi pada 2 Juni 2020. Ia menjelaskan, sebanyak 1,6 ton garam NaCl telah disebarkan di atas awan hujan pada OKI, Banyuasin dan Muba.

“Jika dilihat dari jumlah hotspot dan kejadian karhutla di Sumsel dan Jambi memang sedikit, namun sebagai upaya antisipasi musim kemarau yang akan tiba, kami memindahkan pesawat Cassa C 212 ke Palembang,” kata Basar kepada IDN Times, Jumat (5/6).

Baca Juga: Kelangkaan Makser N95 Bisa Terulang di Masa Rentan Karhutla

Topik:

  • Deryardli Tiarhendi

Berita Terkini Lainnya