TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Polrestabes Palembang Bantah Anak Pukul Ortu Dipicu Debat Capres

Pelaku kabur usai menganiaya ayah dan ibu kandungnya

ilustrasi kekerasan (freepik.com/rawpixel-com)

Intinya Sih...

  • Kasus kekerasan anak terhadap orangtua di Palembang bukan dipicu perbedaan pilihan capres dan cawapres, melainkan perdebatan antara anak dan orangtua karena masalah hidup.
  • Korban MA dan terlapor AD sedang nonton TV bersama, namun terlapor disuruh mematikan TV karena harus beraktivitas pagi hari. Perdebatan membuat AD emosi hingga menganiaya orangtuanya.
  • AD langsung meninggalkan rumah usai perkelahian dan aparat kepolisian masih memburu pelaku untuk diminta keterangan. Kejadian terjadi di rumah mereka di Jalan KH Azhari, Lorong Keramat, Kelurahan 5 Ulu, Kecamatan SU I Palembang.

Palembang, IDN Times - Kasatreskrim Polrestabes Palembang, AKBP Haris Dinzah, membeberkan fakta baru kasus kekerasan anak terhadap orangtua di Palembang.

Menurutnya, kasus tersebut bukan dipicu perbedaan memilih paslon dalam pemilu saat Debat Capres, melainkan perdebatan antara anak dan orangtua karena masalah hidup.

"Bukan masalah perdebatan pemilihan capres dan cawapres, namun karena tersinggung perkataan yang menyebabkan anaknya emosi dan menganiaya korban," ungkap Haris Dinzah, Kamis (8/2/2024).

Baca Juga: Gegara Debat Capres, Seorang Anak di Palembang Aniaya Orangtua

1. Pelaku disuruh tidur karena akan beraktivitas esok hari

Ilustrasi kekerasan terhadap perempuan (IDN Times/Nathan)

Menurut Dinzah, korban MA dan terlapor AD sedang nonton TV bersama. Ketika waktu menunjukan pukul 22.00 WIB terlapor disuruh mematikan TV karena mereka harus beraktivitas pagi hari.

"Gara-gara disuruh tidur, takut besoknya kesiangan karena akan mengantar cucu pelapor. Tak lama berselang, korban ND mematikan televisi dan lampu," jelas dia.

Baca Juga: Pegawai Puskesmas Sabo Kingking Palembang Mengadu Tak Boleh Hamil

2. Pelaku pukul ayah dan ibunya

Ilustrasi kekerasan (Pexels.com/Karolina Grabowska)

Haris menambahkan, perdebatan tersebut membuat AD menjadi emosi hingga mengeluarkan umpatan ke orangtuanya. Pelaku memukul wajah MA sebanyak tiga kali di bagian wajah. Sedangkan ibunya ND ikut dipukul saat berusaha melerai perkelahian.

"Anaknya marah dan berkata 'tidak bisa menunggu sebentar. Sengsara sekali jadi orang miskin, enakan jadi orang kaya. Bapak yang sakit parah tidak mati-mati'. Lalu pelapor mengusir AD dari rumah," ungkap Haris.

Usai perkelahian, AD langsung meninggalkan rumah. Sampai saat ini terlapor tak kunjung pulang. Oleh karena itulah aparat kepolisian masih memburu pelaku untuk diminta keterangan.

Berita Terkini Lainnya