Pemuda Tionghoa di Balik Tenarnya Pempek Palembang
Tahukah kamu, pempek dulu bernama kelesan loh
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Palembang, IDN Times - Pempek menjadi salah satu makanan khas Kota Palembang yang telah diakui dunia melalui UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada tahun 2014 lalu. Pempek merupakan makanan yang diperkirakan telah ada sejak masa kerajaan Sriwijaya pada abad ke 7 Masehi yang kerap dibawa prajurit kerajaan dalam pergi berbulan-bulan untuk berperang.
Hasil bumi Palembang sejak dulu menjadi bahan utama pembuatan pempek, yakni sagu, ikan, dan campuran aren untuk cukanya.
"Kalau kita melihat prasasti Talang Tuwo tahun 684 Masehi, disebutkan, Baginda Sri Jayanasa sebagai Raja Sriwijaya membuat kebun sagu, dan aren. Dari jejak itu dimungkinkan makanan yang dicampur ikan dengan sagu sudah dimulai sejak masa Sriwijaya," ungkap Budayawan Palembang, Vebri Al Lintani Kepada IDN Times, Jumat (5/2/2021).
Baca Juga: Perayaan Imlek di Palembang Tanpa Hingar Bingar Barongsai dan Lampion
1. Masyarakat Tionghoa masa lalu komersialkan pempek
Pada masa lalu, masyarakat Palembang belum mengenal campuran sagu dan ikan sebagai pempek. Dulunya nama pempek adalah kelesan, yang merupakan nama dari teknologi penggiling ikan di masa lalu. Masyarakat Palembang mulai mengganti penggunaan kelesan pada awal abad 20 atau sekitar tahun 1916.
Peran masyarakat Tionghoa yang menetap di Palembang pada masa itu penting dalam memperkenalkan pempek ke khalayak ramai.
"Di tangan orang Tionghoa ini pempek menjadi makanan yang komersial. Biasanya dahulu mereka para pemuda Tionghoa ini membawa dagangan pempek buatan orang Palembang untuk dijual. Ada kelesan lenjer, kelesan telor, kelesan kerupuk, dan sebagainya," ujar dia.
Baca Juga: Nasib Pedagang Pernak-pernik Imlek di Tengah Pandemik COVID-19