Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Jembatan Ampera ikon kota Palembang. (IDN Times/Deryardli Tiarhendi)

Palembang, IDN Times - Dalam empat hari terakhir terjadi perubahan cuaca di Palembang, Sumatra Selatan (Sumsel). Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, perubahan cuaca terjadi dalam rentang waktu yang cukup lama, yakni sejak pagi hingga malam hari.

Faktor utama yang berperan meningkatkan suhu udara karena gerak semu matahari yang melintasi wilayah Sumatra Selatan (Sumsel). Titik terpanas terjadi pada siang hari pada pukul 12.00 WIB hingga 13.00 WIB dengan suhu mencapai 33 derajat celsius.

"Fenomena ini terjadi hampir setiap tahun saat matahari tepat berada di atas kita. Ini berkaitan dengan neraca keseimbangan panas antara radiasi gelombang pendek yang diterima dengan radiasi pantul dari permukaan bumi," ungkap Kepala Stasiun Klimatologi Palembang, Wandayantolis, Rabu (13/10/2021).

1. Terjadi dua kali dalam setahun saat peralihan musim

Ilustrasi cuaca ekstrem ( ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)

Ia menjelaskan, kenaikan suhu udara ini biasa terjadi dua kali dalam setahun, utamanya di setiap peralihan musim. Faktor lain yang memengaruhi di antaranya penurunan intensitas curah hujan yang mengakibatkan suhu semakin terasa lembab.

"Berdasarkan pantauan Stasiun Klimatologi Palembang pada dasarian pertama Oktober, curah hujan yang terjadi berlangsung di bawah normal atau lebih rendah dari biasanya," jelas dia.

2. Masyarakat akan merasakan cuaca yang membuat gerah

medicalnewstoday.com

Wandayantolis menambahkan, anomali cuaca yang mengakibatkan curah hujan menurun dipengaruhi oleh siklus Madden-Julian Oscillation (MJO), pada Kuadran 5 yang biasanya menekan sistem konvektif di wilayah Sumatra. Termasuk adanya siklon tropis di utara yang menyedot uap air.

Dampak siklus inilah yang membuat radiasi matahari secara langsung akan lebih terasa ke permukaan bumi. Pihaknya mencatat, ada kenaikan suhu udara di Sumsel pada dasarian pertama Oktober sekitar 0,5-1 derajat celsius.

"Berkurangnya kelembapan udara juga membawa efek pada rasa nyaman. Kita akan merasa gerah dan udara terasa pengap" beber dia.

3. Konsumsi air putih agar terhindar dehidrasi

sportserries.blogspot.com

Cuaca yang panas dan kelembaban masa udara yang tinggi, dapat mengakibatkan seseorang dehidrasi. Untuk mencegah hal tak diinginkan seperti sakit, pihaknya mengingatkan masyarakat agar sering mengonsumsi air putih.

"Ini dapat dicegah dengan mengonsumsi air putih yang lebih banyak dari biasanya," tutup dia.

Editorial Team