Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Warga Pesisir Selatan Ini Harus Seberangi Sungai untuk Sekolah

Pelajar menyeberangi sungai di Kabupaten Pesisir Selatan (Foto: Dok M Taufik)
Intinya sih...
  • Warga di Kenagarian Kambang Timur terpaksa menyeberangi sungai untuk menuju Kenagarian Kambang Induk, setelah jembatan penghubung runtuh akibat banjir.
  • Para siswa harus melawan derasnya air sungai untuk bersekolah karena tidak ada pilihan lain yang lebih dekat.
  • Pemerintah belum memberikan solusi atas masalah ini, sehingga masyarakat hanya memiliki dua pilihan: menyeberangi sungai atau memutar sejauh 10 kilometer.

Padang, IDN Times - Warga di Kenagarian Kambang Timur terpaksa harus menyeberangi sungai untuk bisa menuju Kenagarian Kambang Induk, Kecamatan Lengayang, Kabupaten Pesisir Selatan.

Para siswa yang menempuh pendidikan di Kenagarian Kambang Induk terpaksa harus melawan derasnya air sungai untuk bisa mengenyam bangku sekolah.

Hal itu diketahui telah berlangsung sejak Maret 2024 silam usai daerah itu dihantam bencana banjir yang mengakibatkan jembatan penghubung runtuh.

1. Jembatan penghubung runtuh

Keadaan jembatan bendungan Kapalo Banda yang runtuh akibat banjir (Foto: Dok M Taufik)

Setelah jembatan bendungan Kapalo Banda yang menghubungkan Kenagarian Kambang Timur dan Kambang Induk runtuh, masyarakat terpaksa harus menyeberangi sungai yang cukup deras untuk melakukan berbagai kegiatan.

Termasuk para siswa yang sedang sekolah terpaksa harus menyeberangi sungai agar bisa mendapatkan pendidikan.

"Tidak ada pilihan lain. Karena jalur lainnya yang bisa ditempuh sangat jauh," kata salah seorang warga, M Taufik saat diwawancarai, Rabu (23/10/2024).

Ia menuturkan bahwa sejak runtuhnya jembatan penghubung tersebut, belum ada solusi yang diberikan oleh pemerintah sejauh ini.

2. Memutar sejauh 10 kilometer

Pelajar menyeberangi sungai di Kabupaten Pesisir Selatan (Foto: Dok M Taufik)

Taufik menuturkan bahwa pilihan masyarakat hanya 2. Yaitu melewati sungai atau harus memutar sejauh kurang lebih 10 kilometer.

"Kalau air sungai naik, pilihan para siswa ini hanya tidak pergi sekolah, atau menempuh jarak 10 kilometer itu," tuturnya.

Karena, jika hujan sudah cukup deras akan membuat air sungai sangat tinggi yang membuat masyarakat tidak mungkin untuk menyeberangi sungai itu.

"Biasanya kami di sini mencari tempat yang agak dangkal untuk bisa menyeberang," lanjutnya.

3. Aktivitas pertanian sempat terganggu

Keadaan Jembatan Kapalo Banda yang runtuh akibat banjir (Foto: Dok M Taufik)

Tidak hanya aktifitas para pelajar saja. Aktifitas pertanian menurut Taufik juga sempat terganggu akibat bendungan yang roboh tersebut.

"Pasca robohnya bendungan ini, masyarakat yang berada di perkampungan sebelah juga kesulitan mendapatkan air untuk persawahan," katanya.

Menurutnya, pemerintah Provinsi Sumatra Barat hanya memberikan solusi dengan menyusun bebatuan untuk bisa mengalirkan air ke saluran irigasi.

"Kami sangat berharap ini bisa segera diselesaikan oleh pemerintah. Karena ini merupakan hal yang sangat vital. Karena menghubungkan 2 kampung sekaligus untuk sumber air persawahan juga di sini," harapnya.

Share
Topics
Editorial Team
Halbert Caniago
EditorHalbert Caniago
Follow Us