ilustrasi polusi udara pekat (IDN Times/Gregorius Aryodamar P)
Dikonfirmasi terpisah, Kepala BMKG Stasiun SMB II Palembang, Desindra Deddy Kurniawan, membantah kabut asap di Palembang merupakan dampak dari karhutla. Berdasarkan alat yang memantau partikel udara Palembang menyatakan masih dalam kondisi aman.
"Mungkin karena arah angin jadi bau asapnya terasa. Kebakaran di OKI itu arah anginnya memang ke Palembang, sementara yang dari OI tidak," jelas dia.
Berdasarkan informasi partikular meter (PM2,5) BMKG, kandungan partikel udara di Palembang pada pukul 07.00 WIB berada di kisaran angka 58,50 mikrogram per meter kubik, atau kondisi udara sedang. Lalu, kandungan partikel udara berangsur menurun pada pukul 10.00 WIB di kisaran 44,70 mikrogram per meter kubik.
"Yang muncul di pagi hari ini itu Fog atau partikel basah biasa, kita sebut kabut. Pada masa transisi di musim kemarau pun bisa terjadi. Kabut itu karena adanya afeksi masa udara yang hangat dan permukaan tanah yang dingin menyebabkan kondensasi," jelas dia.