Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
banjir
ilustrasi banjir (pexels.com/Long Bà Mùi)

Intinya sih...

  • BPBD Sumsel memberikan imbauan kepada masyarakat untuk waspada memasuki puncak musim hujan

  • 10 daerah di Sumsel telah menetapkan status siaga darurat bencana, dengan rentetan bencana alam yang terjadi sepanjang Januari hingga Desember 2025

  • Kepala BMKG SMB II Palembang menyampaikan wilayah Sumsel berpotensi diguyur cuaca ekstrem, dengan potensi curah hujan sedang hingga lebat pada periode 25 Desember 2025 hingga 1 Januari 2026

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Palembang, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel memberikan imbauan kepada masyarakat yang tinggal di lereng perbukitan maupun bantaran sungai untuk waspada memasuki puncak musim hujan. Salah satu upaya yang diminta, agar masyarakat dapat berkoordinasi dengan pemerintah desa maupun tim tanggap bencana di daerah untuk memberikan informasi jika ada perubahan dan peningkatan debit air ataupun tanda bencana.

"Dengan adanya status siaga darurat ini, diharapkan dampak bencana hidrometeorologi dapat diminimalkan, serta keselamatan masyarakat di wilayah Sumsel dapat lebih terjaga," ungkap Kabid Penanganan Darurat BPBD Sumsel, Sudirman, Senin (22/12/2025).

1. Imbau warga untuk lebih waspada

Seorang pria di daerah Palembayan, Kabupaten Agam menatap puing-puing yang diakibatkan banjir bandang dan menimbun 9 anggota keluarganya (Foto: IDN Times/Halbert Caniago)

Sudirman menjelaskan, kewaspadaan akan bencana menjadi langkah terpadu di Sumsel mengingat kondisi cuaca ekstrem yang terjadi beberapa waktu terakhir. Saat ini sudah ada 10 wilayah yang menetapkan siaga darurat bencana.

Ke-10 daerah tersebut adalah, OKU, Pagar Alam, Prabumulih, Muba, Ogan Ilir, Muratara, OKI, Lubuk Linggau, OKU Selatan, dan Banyuasin. Dengan adanya status siaga ini, seluruh fokus penanganan bencana akan dimaksimalkan di daerah tersebut.

"Kita juga mengimbau pemda dan masyarakat untuk lebih waspada menghadapi puncak musim hujan pada 2025-2026," jelas dia.

2. Rentetan bencana alam di Sumsel 2025

Warga di daerah Palembayan, Kabupaten Agam mengangkut bantuan yang diberikan oleh para dermawan (Foto: IDN Times/Halbert Caniago)

BPBD mencatat sepanjang Januari hingga 17 Desember 2025, terdapat 259 kejadian bencana di Sumsel. Rentetan bencana alam tersebut didominasi banjir sebanyak 98 kali, angin kencang 81 kali, kebakaran permukiman 52 kali, tanah longsor 24 kali, angin puting beliung tiga kali dan banjir bandang satu kali.

Tercatat ada 156 unit bangunan rusak berat, 81 rusak sedang dan 336 rumah rusak ringan, serta 62.800 rumah terendam. Tak hanya rumah warga dan fasilitas publik yang terdampak, ribuan hektare (ha) lahan pertanian dan ratusan ha lahan perkebunan terendam.

"Total ada 37.655 KK terdampak, 205 KK mengungsi, 7 jiwa luka-luka, dan 3 jiwa meninggal dunia. Sedangkan dampak lainnya 2.154 ha sawah terendam dan 374,5 ha perkebunan terdampak," jelas dia.

3. Sumsel hadapi puncak musim hujan saat nataru

Banjir di Kabupaten Serang pada 19 Desember 2025. (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)

Senada, Kepala BMKG SMB II Palembang, Siswanto menyampaikan, berdasar kajian data untuk wilayah Sumsel berpotensi diguyur cuaca ekstrem. Kondisi ini menyebabkan munculnya potensi bencana banjir dan angin kencang.

Kondisi ini terjadi akibat terbentuknya siklon tropins di wilayah Sumbagsel. Untuk itu Pemda diharapkan turut melakukan persiapan mengantisipasi setiap potensi bencana di wilayahnya masing-masing.

"Potensi curah hujan sedang hingga lebat diperkirakan terjadi pada periode 25 Desember 2025 hingga 1 Januari 2026, sehingga perlu kewaspadaan bersama," jelas Siswanto.

Editorial Team