Palembang, IDN Times - Rumah Sakit Pupuk Sriwijaya (RS Pusri) Palembang mendapat kiriman pada April lalu, sebuah alat uji swab atau Polymarese Chain Reaction (PCR) dari Kementerian BUMN. Sumsel menjadi salah satu provinsi yang kebagian alat uji yang didatangkan langsung dari perusahaan farmasi asal Amerika, Roche.
Distribusi alat tes PCR ini untuk mempercepat proses hasil laboratorium di Sumsel. Sebab deteksi COVID-19 di 17 kabupaten dan kota selama ini hanya mengandalkan Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Palembang. Bahkan provinsi tetangga seperti Bengkulu, Jambi, Bangka Belitung dan Lampung, sempat mengirim sampel swab untuk diperiksa di Palembang.
Padahal kapasitas BBLK Palembang terbatas. Dalam satu hari, alat PCR di sana hanya mampu menangani 350-400 sampel per hari. Jauh di bawah jumlah sampel kiriman yang bisa mencapai 850 per hari. Akibatnya sampel swab banyak tertunda untuk diuji dan harus mengantre.
IDN Times menemui Direktur RS Pusri sekaligus Jubir Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sumatera Selatan (Sumsel), Profesor Yuwono, untuk mengetahui sejauh mana alat PCR tersebut membantu penanganan pandemik di wilayah Sumsel.