Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Band Candei beraliran musim Folk Melayu asal Sumsel (Dok: Candei
Band Candei beraliran musim Folk Melayu asal Sumsel (Dok: Candei

Intinya sih...

  • Anak muda Sumsel menggubah musik rakyat dengan sentuhan kekinian. Band Candei terinspirasi dari musik Batanghari Sembilan dan tradisi Rejung.
  • Band Candei awalnya berisikan dua personel, tapi mulai serius dengan bergabungnya personel lain dan merilis mini album bertajuk Self Titled.
  • Album mini Self Titled terdiri dari 5 lagu dengan syair berbahasa Melayu Besemah, ditulis oleh Fram dalam bahasa asli suku Melayu Besemah.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Palembang, IDN Times - Geliat musik rakyat atau Folk Melayu kini tengah digandrungi anak muda di Sumsel dengan menggubah narasi tradisi lokal. Mengangkat keragaman masyarakat Melayu Muara Enim dan Basemah, sekelompok anak muda mulai membawakan musik rakyat Melayu dengan sentuhan ekspresi kekinian lewat Band Candei.

Formula musik Candei diinspirasi oleh musik Batanghari Sembilan, yang menyajikan karya dengan irama musik petikan gitar tunggal lengkap dengan tradisi bertuturnya. Tak sampai disitu, Band ini memadukan tradisi Rejung atau Merejung, yang memberikan daya tarik lain dari musik mereka.

"Bedanya dengan umumnya Rejung adalah secara tema, lagu-lagu Candei lebih personal dan kontemporer, respons pribadi saya yang resah akan politik atau kehidupan adat di desa," ungkap sang vokalis Fram Prasetyo, Senin (16/12/2024).

1. Dari iseng jadi serius ciptakan album Folk Melayu Basemah

Mini Album Band Candei bertemakan cerita rakyat Basemah Sumsel (Dok: Candei)

Fram menyebutkan, jika Band Candei awalnya berisikan dua personel yakni, dirinya sebagai pemain gitar akustik dan rekannya Triwibowo S.P sebagai pemain suling dengan nama awal Candei Banaspati. Awalnya mereka berdua mengaku hanya iseng untuk melakukan pertunjukan di Palembang tanpa berpikir akan menjadi serius hingga mengeluarkan mini album.

Keseriusan itu mulai ditunjukan dengan bergabungnya personel lainnya seperti Putra Kusuma digitar akustik nilon, Syahlan Loebis dengan perkusi, dan Fajrin Ramadani dengan akordeon. Dengan tambahan personel itulah, Band ini akhirnya menggunakan nama Candei tanpa Banaspati.

Sebagian besar anggota Candei aktif berkumpul di kolektif musik folk kota Palembang bernama Dangau Sesiar, yang juga menjadi rumah bagi kelompok musik seperti Hutan Tropis dan Diroad. Karena kekerabatan itulah akhirnya secara resmi Candei berkumpul dan berkarya, di kota Muara Enim, pada tahun 2020.

"Kami membawa semangat yang sama dengan Semakbelukar yang terlebih dahulu membuka jalan bagi folk melayu berkembang," ujar dia.

2. Keluarkan mini album berisikan lima lagu

Mini Album Band Candei bertemakan cerita rakyat Basemah Sumsel (Dok: Candei)

Bekerja sama dengan label rekaman Bahasa Ibu Records, Candei merilis sebuah album mini bertajuk Self Titled pada 13 Desember 2024. Terdiri dari 5 lagu dengan syair berbahasa Melayu Besemah, yaitu Ghimbe, Sendari, Titah Raje, Cerite Baghe, dan Tikate Tuwe.

Seluruh syair dalam lagu-lagu Candei ditulis oleh Fram dalam bahasa Besemah, yaitu bahasa dari suku Melayu Besemah yang mendiami beberapa wilayah Sumsel.

"Awalnya ingin menggunakan Bahasa Indonesia, tetapi rekan-rekan mendorong saya untuk mengangkat bahasa daerah sebagai identitas. Bahasa Besemah adalah bahasa asli saya," jelas Fram yang hingga kini menetap di daerah asalnya, Kikim, Kabupaten
Lahat.

3. Keluarkan vinyl untuk mini album

Band Candei beraliran musim Folk Melayu asal Sumsel (Dok: Candei

Menurutnya, syair-syair yang dibuatnya memiliki cerita masing-masing yang bercerita tentang tradisi yang menyimpang dan mengarah ke hal negatif. Lalu tak kalah penting mempertahankan nilai-nilai budaya yang baik. Mini album akan tersedia dalam format digital, juga rilisan fisik berupa compact disc serta vinyl, memberikan kesempatan bagi para penikmat untuk mengakses karya mereka dalam berbagai cara.

Candei berharap album mini perdana mereka ini dapat menyentuh hati pendengar dan menggugah kesadaran akan pentingnya tradisi dan identitas budaya. Dengan perilisan Self Titled, Candei mengajak semua untuk menikmati perjalanan musik yang penuh makna.

Album mini Self Titled sudah bisa didengarkan di seluruh platform digital, di antaranya Spotify, YouTube Music, TikTok Music, Apple Music, dan Langit Musik. Untuk vinyl dan cd bisa didapatkan di www.bahasaiburecords.id atau di seluruh jaringan toko musik (at)demajors di Indonesia.

Editorial Team