Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Situasi destinasi wisata di TWA Punti Kayu Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)
Situasi destinasi wisata di TWA Punti Kayu Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Palembang, IDN Times - Taman Wisata Alam (TWA) Punti Kayu Palembang berhenti beroperasi sejak 21 Maret 2020. Berbagai pertanyaan mengenai nasib satwa langka pun muncul, mengingat kebun binatang lain di luar Sumsel mengaku kesulitan keuangan untuk memberi pakan hewan-hewan karena pandemik COVID-19.

Pengelola TWA, Raden Azka saat dikonfirmasi IDN Times mengakui, Punti Kayu tidak lagi mendapat uang pemasukkan untuk pengelolaan TWA sejak tak ada pengunjung yang datang. Nammun Raden memastikan pihaknya masih sanggup mengurus hewan selama pandemik COVID-19.

"Sejauh ini kita mengelola Punti Kayu melalui dana cadangan perusahaan untuk hal-hal mendesak. Kita sudah antisipasi hal seperti ini. Untuk tiga bulan ke depan, dana cadangan kita masih bisa mengatasi keadaan ini," ujar Raden Azka, Selasa (9/6).

1. Punti Kayu sudah tidak pelihara hewan dilindungi

Gajah betina di India mati usai makan petasan (Twitter/@ForestKerala)

Dalam satu hari, pihak pengelola harus mengeluarkan Rp1 juta untuk memberi pakan satwa seperti monyet ekor panjang, beruk, kuda, iguana, kura-kura, kelinci, dan beragam jenis burung serta ayam, bebek mandarin, domba, kalkun.

"Kita sudah tidak lagi memelihara hewan yang dilindungi, karena sudah ada surat edaran dari BKSDA tahun 2014. Sehingga semua hewan dilindungi seperti gajah dan buaya, sudah ditarik pada 2015 lalu," ujar dia.

2. Siapkan skema membuka Punti Kayu di masa normal baru

Pexels/Rani Sahu

Pengelola berharap, masa pandemik yang terjadi sekarang akan segera berakhir. Pihaknya optimis melihat keadaan di luar negeri yang sudah pulih, dan berbagai wilayah Indonesia sudah menyiapkan langka new normal atau normal baru.

Ke depan, pengelola Punti Kayu juga melakukan hal sama dengan menyiapkan skenario normal baru saat kembali membuka kunjungan. Seperti minimal 50 persen dari kapasitas TWA.

"Kalau normalnya itu sehari bisa mencapai 100 sampai 150 pengunjung. Itu di hari biasa, kalau akhir pekan dan hari libur bisa 1.000 pengunjung," terang dia.

3. Tunggu keputusan pusat mengenai pembukaan TWA

Monyet ekor panjang milik punti Kayu (IDN Times/Pengelola Punti Kayu)

Dirinya menambahkan, pihaknya dibantu Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk mengelola TWA. Namun kata Raden dirinya masih menunggu restu ddari pemerintah untuk membuka kembali Punti Kayu. 

"Kita masih menunggu keputusan dari pusat, karena sejauh ini belum ada informasi dari kapan bisa kembali dibuka. Jadi, kita tidak tahu tutupnya sampai kapan," ungkap dia. 

 

Editorial Team