Bedah Film Mother Earth dan pameran foto Badah Puyang (Dok: Ghompok Kolektif)
Tunggu Tubang adalah bagian penting dari sistem adat masyarakat Suku Semende yang tersebar di sepanjang Bukit Barisan, Kabupaten Muara Enim, Sumsel. Sistem adat ini memberi kuasa kepada anak perempuan untuk mengelola pusaka keluarga yang tidak boleh diperjualbelikan, yakni rumah, sawah atau kebun, dan tebat (danau buatan).
Sosok Eliana, Tunggu Tubang generasi baru yang turut terekam dalam dokumenter itu, hadir pula sebagai narasumber diskusi. Ia menegaskan komitmennya untuk tetap menjaga dan merawat adat Semende.
"Setelah menonton film ini, kami orang Semende semakin yakin untuk terus menjaga dan melestarikan nilai-nilai yang ada pada Tunggu Tubang ini. Dan kami berjanji, Tunggu Tubang Tak Akan Pernah Tumbang, selamanya," ungkap Eliana, Sabtu (20/9/2025).
Eliana menceritakan, dalam adat Tunggu Tubang ada sosok Mereje (anak laki-laki) yang bertugas mengasuh dan membimbing anak belai (calon tunggu tubang). Meraje juga bertugas mengawasi tunggu tubang, atau bahkan dapat memberikan sanksi apabila terjadi pelanggaran atau pengabaian adat istiadat oleh Tunggu Tubang.
"Kalau ada Tunggu Tubang yang menjual sawahnya, bisa dimarahi meraje, atau lebih buruk lagi akan mendapat bala’, entah itu sakit, atau bahkan gila. Karma ini masih ada sampai dengan sekarang," jelas dia.