Tak hanya Yuni, Mela karyawan swasta di Palembang menilai, konsep frugal living bukan hal baru dalam mengatur keuangan. Ia menyebut frugal living saat ini tren penyebutannya, dalam dunia media sosial (medsos). Padahal zaman dulu, orangtua dan keluarga sudah menerapkan konsep frugal living.
"Lebih ke bahasa gaul (frugal living), kalau secara bahasa sekarang, artinya hidup sederhana. Konsep ini meminimalisir hal yang tidak perlu atau kurang penting," kata dia.
Setuju dengan penerapan frugal living, dia juga menggunakan pendapatan hanya untuk hal mendesak. Pengeluarannya pun tidak untuk diri sendiri, namun berbagi dengan sekitar, membantu keluarga, dan lain-lain. Dia yang menerima gaji hasil kerja, uang itu sudah memiliki posko masing-masing untuk memenuhi kebutuhan primer tanpa harus mengejar gaya hidup.
"Jadi tidak mementingkan diri sendiri secara emosional. Lebih mementingkan kebutuhan hidup dan tidak fokus ke gengsi. Contohnya, tidak mengikuti tren seperti kalau ada baju lagi tren, aku gak beli. Jadi beli barang bukan pas lagi ramai, tapi sesuai kebutuhan," jelasnya.