Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Rapat persiapan TMC Sumsel-Jambi di Lanud Sri Mulyono Herlambang Palembang, Senin (23/5/2022). (Foto: Istimewa)

Palembang, IDN Times - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dan berbagai instansi pemerintah maupun swasta, melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMS) untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (PKHL) yang diwakili Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan (PPIKHL) Wilayah Sumatera, Ferdian Krisnanto, menyebut TMC mencakup lahan darat dan gambut yang ada di wilayah Sumatra Selatan (Sumsel) serta Jambi.

“Kejadian karhutla di Sumsel tahun ini agak unik karena dimulai dari Muratara, OKU, dan Pali. Kita sudah mengantisipasi agar tidak terjadi dengan pemadaman di lokasi yang terbakar. Riau misalnya, operasi TMC sudah dimulai sejak bulan kemarin dengan penambahan curah hujan sebanyak 15 persen,” ungkap Ferdi, Rabu (25/5/2022).

1. Libatkan asosiasi dan perusahaan

Ilustrasi Karhutla (Doc. BNPB)

TMC dilakukan KLHK bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan (PPIKHL) Sumatera, Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI), serta APP Sinar Mas dan unit usahanya. Pelaksanaan TMC secara perdana dimulai dari Lanud Sri Mulyono Herlambang Palembang, Senin (23/5/2022).

Ferdi menjelaskan, operasi TMC dengan penyemaian garam NaCl di udara merupakan solusi permanen mencegah karhutla setelah patroli dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Operasi TMC dilakukan untuk membasahi lahan gambut, atau menjaga tinggi muka air tetap stabil sehingga tidak mudah terbakar.

“Operasi TMC juga dilakukan untuk mengisi kanal-kanal, embung, dan kolam-kolam retensi. TMC akan dilaksanakan selama 15 hari dengan dukungan PT Wirakarya Sakti (Sinar Mas Forestry),” terang Ferdian.

2. WKS mendukung informasi teraktual di lapangan

Editorial Team

Tonton lebih seru di