Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Titik Panas di Sumsel Meningkat Drastis, Terbanyak dalam 1 Dekade

Ilustrasi karhutla di Sumsel (IDN Times/Rangga Erfizal)
Intinya sih...
  • BPBD lakukan pemantauan ekstra dititik panas Sumsel berada pada status waspada Karhutla, memerlukan pemantauan ekstra dari Satgas Karhutla.
  • Muba jadi wilayah terbanyak titik panas Muba dengan total 205 titik, diikuti Muratara 145 titik dan Muara Enim 127 titik.
  • Curah hujan menipis 79 persen wilayah berada di fase kemarau 79 persen wilayah Sumsel sudah berada pada fase kemarau, meningkatkan risiko Karhutla.

Palembang, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel mencatat ada lonjakan titik panas di Sumsel pada bulan Juli 2025. Hingga 22 Juli, pihaknya mencatat ada 898 titik panas yang merupakan titik panas tertinggi dalam satu dekade terakhir.

"Titik panas ini juga menjadi yang terbanyak tahun 2025 bahkan melampaui titik panas pada periode yang sama dengan titik panas 2015 yang mencapai 656 titik," ungkap Kabid Penanganan Darurat Sumsel, Sudirman, Rabu (23/7/2025).

1. BPBD lakukan pemantauan ekstra di titik panas

Proses pemadaman karhutla di Sumsel (Dok: Manggala Agni)
Proses pemadaman karhutla di Sumsel (Dok: Manggala Agni)

Sudirman menjelaskan, saat ini Sumsel berada pada status waspada Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Kondisi titik panas yang ada dapat berubah suatu waktu menjadi titik api sehingga perlu pemantauan lebih serius terhadap kemungkinan peningkatan titik panas.

"Kondisi ini memerlukan pemantauan ekstra dari Satgas Karhutla. Data hotspot digunakan sebagai dasar untuk inspeksi lapangan apabila titik panas bertahan cukup lama," beber dia.

2. Muba jadi wilayah terbanyak titik panas

Proses water bombing oleh tim satgas Udara Karhutla Sumsel (IDN Times/Rangga Erfizal)
Proses water bombing oleh tim satgas Udara Karhutla Sumsel (IDN Times/Rangga Erfizal)

Titik panas terbanyak terpantau di Musi Banyuasin (Muba) dengan total 205 titik diikuti Musi Rawas Utara (Muratara) 145 titik, Muara Enim 127 titik dan Musi Rawas (Mura) 125 titik. Meski titik panas terus mengalami peningkatan pihaknya mencatat kondisi serupa belum terjadi di Pagar Alam dan Prabumulih.

"Lalu ada Lahat terpantau 71 titik, Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) 57 titik, dan Ogan Komering Ilir 36 titik," jelas dia.

3. Curah hujan menipis, 79 persen wilayah berada di fase kemarau

Proses pemadaman api Karhutla di wilayah Ogan Ilir (Dok: Manggala Agni)
Proses pemadaman api Karhutla di wilayah Ogan Ilir (Dok: Manggala Agni)

Diberitakan sebelumnya, Stasiun Klimatologis Kelas 1 Sumsel menyatakan, 79 persen wilayah Sumsel sudah berada pada fase kemarau. Kondisi tersebut dapat berakibat dengan meningkatkan titik panas dan risiko Karhutla.

"Secara umum kondisi Hari Tanpa Hujan (HTH) terpantau berlangsung sangat pendek sekitar 1-5 hari. Namun seiring penurunan curah hujan, HTH diprediksi akan bertambah panjang," ungkap Kepala Stasiun Klimatologis Kelas 1 Sumsel, Wandayantolis, Senin (21/7/2025).

Wandayantolis mengatakan, hingga dasarian I Juni 2025, sebanyak 11 dari 14 Zona Musim (ZOM) di Sumsel telah berada pada fase kemarau. Meski begitu, Sumsel juga berada pada fase kemarau basah yang mengakibatkan masih adanya hujan yang terjadi di beberapa wilayah.

"Saat ini hujan di Sumsel sudah berada di bawah 50 milimeter per dasarian," jelas dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hafidz Trijatnika
EditorHafidz Trijatnika
Follow Us