Musi Banyuasin, IDN Times – Tiga kasus bunuh diri terjadi dalam waktu yang berdekatan di Sumatra Selatan, menggugah keprihatinan terhadap pentingnya perhatian pada kesehatan mental. Di tengah kesedihan yang dirasakan keluarga korban, peristiwa ini menjadi pengingat bagi kita semua akan pentingnya memberikan dukungan emosional dan akses ke layanan kesehatan jiwa.
Tiga Kasus Bunuh Diri di Sumsel: Pentingnya Dukungan Kesehatan Mental

Pemuda di Lubuk Linggau Meninggal Setelah Mengalami Tekanan Mental
Seorang pemuda di Lubuk Linggau ditemukan meninggal dunia pada Kamis (3/10/2024) setelah melakukan tindakan melibatkan api yang membahayakan dirinya sendiri. Korban sempat dilarikan ke rumah sakit, namun sayangnya tidak dapat diselamatkan akibat luka yang cukup parah.
"Selama ini korban tinggal bersama kakak kandungnya. Saat kejadian, kakaknya melihat korban berlari ke depan rumah. Lalu kakaknya berupaya menyelamatkan," ujar Kasat Reskrim Polres Lubuk Linggau AKP Hendrawan didampingi Kapolsek Lubuk Linggau Utara AKP Denhar.
Menurut keterangan polisi, korban mengalami tekanan mental setelah kehilangan orang tuanya. Insiden ini terjadi di rumah keluarganya, yang sempat berusaha memberikan pertolongan pada saat kejadian.
Remaja di Musi Rawas Ditemukan Meninggal di Pasar
Kasus serupa juga terjadi di Kabupaten Musi Rawas, di mana seorang remaja berusia 13 tahun ditemukan meninggal dunia di sebuah lapak di pasar pada Kamis (3/10/2024) dini hari. Remaja tersebut tercatat sebagai santri di salah satu pesantren di wilayah tersebut.
Pihak kepolisian segera melakukan investigasi dan memastikan tidak ada tanda kekerasan fisik pada tubuh korban. Keluarga korban menerima peristiwa ini sebagai musibah dan menolak untuk dilakukan autopsi.
Pria di Musi Banyuasin Ditemukan Tewas di Kebun Karet
Sementara itu, di Kabupaten Musi Banyuasin, seorang pria ditemukan meninggal dunia pada Sabtu (28/9/2024) di sebuah kebun karet. Korban dilaporkan hilang oleh temannya setelah tidak kembali ke pondok tempat mereka biasa bekerja.
Setelah dilakukan pencarian, korban ditemukan dalam kondisi sudah meninggal dunia. Pihak keluarga telah menerima kejadian ini sebagai musibah dan menolak untuk dilakukan tindakan autopsi lebih lanjut.
"Jenazah dibawa kebrumah duka di Kabupaten Muba untuk dilakukan prosesi pemakaman," ujar Susianto.
Pentingnya Kesadaran Akan Kesehatan Mental
Tiga kejadian tragis ini mempertegas pentingnya perhatian lebih terhadap kesehatan mental, terutama bagi individu yang mengalami tekanan hidup atau kehilangan orang terdekat. Dukungan dari keluarga, teman, dan masyarakat sekitar sangat penting untuk mencegah terjadinya tindakan yang membahayakan diri sendiri.
Jika kamu atau seseorang yang kamau kenal sedang mengalami kesulitan mental, jangan ragu untuk mencari bantuan. Ada berbagai layanan konseling dan pencegahan bunuh diri yang bisa diakses melalui hotline gawat darurat di nomor (021) 500-454 atau 119, bebas pulsa.
Kementerian Kesehatan juga menyediakan layanan kesehatan jiwa di berbagai Puskesmas secara gratis bagi pemegang BPJS. kamu bisamengunjungi Puskesmas terdekat atau rumah sakit jiwa rujukan seperti RSJ Amino Gondohutomo Semarang, RSJ Marzoeki Mahdi Bogor, dan RSJ Prof Dr Soerojo Magelang, yang dilengkapi dengan layanan konseling dan pencegahan bunuh diri.
Dukungan Mental untuk Masa Depan yang Lebih Baik
Kasus-kasus ini mengingatkan kita akan pentingnya solidaritas dan kepedulian terhadap kesehatan mental. Dengan memberikan dukungan emosional dan memastikan akses ke layanan kesehatan jiwa yang memadai, kita bisa membantu mencegah peristiwa serupa di masa depan.
Jika Anda atau orang terdekat membutuhkan bantuan, jangan ragu untuk mencari pertolongan.