Palembang, IDN Times - Jalan lintas Pagar Alam dan Lahat yang menghubungkan dua wilayah dataran tinggi di Sumatra Selatan (Sumsel) bagian barat, bisa disebut sebagai jalur tengkorak di Bumi Sriwijaya. Kondisi geografis yang dipenuhi perbukitan dan jurang yang dalam, membuat wilayah tersebut menjadi rawan.
Jalur tersebut dibuat sejak zaman kolonial Belanda, sebab Kota Pagar Alam menjadi wilayah perkebunan teh ketika itu. Ada dua kecelakaan besar yang terjadi selama jalan tersebut dioperasikan, yakni kecelakaan di Liku Endikat tahun 1993 dan terakhir kecelakaan Liku Lematang akhir Desember 2019 lalu, hingga merebut 41 orang korban jiwa.
"Kalau di Liku lematang dan Liku Endikat itu memang banyak 'penunggu'. Mulai dari sosok pocong, kuntilanak merah berupa noni Belanda hingga tuyul. Mereka memang suka mengganggu pengemudi yang melintas tidak sopan," ungkap Ketua Pesangrahan Daulat Ing Suro, Gagak Suro kepada IDN Times, Kamis (5/10/2020).