Direktur PT Sentral Argo Indonesia, Muhammad Rajief Nasir (IDN Times/Feny Maulia Agustin)
Secara keseluruhan, ungkap Rajief, produksi kelapa tercatat kerugian sebesar Rp302.376.309.000 atau setara dengan devisa total (USD) US$ 22.477.555, dengan rincian ekspor kelapa dari Palembang sebanyak 5054 kontainer atau seberat 94.070.050 ton dengan devisa Rp 213.324.127.000 ditambah ekspor kelapa ke Thailand sejumlah 1527 kontainer atau seberat 37.106.342 ton dengan devisa Rp89.052.182.000, diakumulasikan dengan pengembalian 25 kontainer seberat 131.176.392 ton dengan total devisa Rp302.376.309.000 atau sekitar Rp3 miliar.
"Aturan dari Thailand tidak boleh ada tunas, tetapi kita kan kirim barang hidup, kelapa segar pasti ada tunas kecil. Kami sebagai eksportir dirugikan. Sebelumnya tidak ada masalah, tumbuh tunas biasa saja karena paling hanya 1 cm sampai 2 cm. Tetapi kali ini di sana ada pengetatan," ungkap dia.
Rajief mengatakan, sebetulnya mereka sudah melakukan quality control sebelum mengirim barang ke negara pembeli. Dengan kejadian ini, pihaknya berharap pemerintah dapat membantu eksportir untuk melakukan kesepakatan dengan pemerintah Thailand terkait regulasi kualitas kelapa ekspor.