Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Tersangka Pembunuhan Pengusaha Kerupuk Mengaku Sembunyi di Masjid
Tersangka Pembunuhan Pengusaha Kerupuk Mengaku Sembunyi di Masjid. (Dok. Polrestabes Palembang)

Intinya sih...

  • Tersangka Dian Satria bersembunyi di masjid selama pelarian

  • Dian mengaku fokus ibadah dan berharap kasusnya tidak terungkap

  • Pelaku mengakui perampokan dan pembunuhan karena terhimpit secara ekonomi

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Palembang, IDN Times - Pelaku perampokan dan pembunuhan sadis terhadap pengusaha kerupuk di Palembang ditangkap polisi usai melarikan diri ke Bandung, Jawa Barat (Jabar). Sepekan menjadi buronan tersangka Dian Satria (34) akhirnya tertangkap dan terkuat fakta bahwa pelaku melarikan diri dengan bersembunyi dari masjid ke masjid.

Dirinya mengaku sebagai mualaf untuk menghindari kecurigaan orang sambil menghabiskan uang hasil rampokan sebesar Rp2 juta.

"Saya kabur hanya bermodalkan uang Rp2 juta. Hasil saya merampok tempat korban, uang itu untuk membayar kost saya, makan dan telepon pacar lewat counter HP," ungkap tersangka Dian, Kamis (4/12/2025).

1. Tersangka mengaku berpindah-pindah masjid selama pelarian

Ilustrasi kasus pembunuhan. (IDN Times/Cije Khalifatullah)

Dalam keterangannya di hadapan polisi, Dian mengaku tak bisa kemana-mana hanya menumpang dari masjid ke masjid. Dirinya hanya menghabiskan waktu dengan tidur di sana.

"Saya tidak bersembunyi pak, tidur saja di masjid dan berpindah-pindah," jelas dia.

2. Tersangka akui habisi korban karena melawan

Pembunuhan

Dian pun mengaku fokus ibadah dan berharap kasus yang dilakukannya tidak terungkap. Dirinya pun berusaha agar orang-orang sekitar yang ditemuinya tidak curiga dengan mengaku sebagai mualaf.

"Sesekali saya kangen pacar, saya pun menelepon dari counter dengan meminta telepon pemilik counter HP di sana," jelas dia.

Dirinya pun mengaku tidak ada niat untuk menghabisi nyawa korban melainkan hanya menggertak. Saat bertemu korban, pelaku sempat meminta agar korban menyerahkan uang kepada dirinya namun permintaan tersebut tidak dipenuhi.

"Saya waktu itu cuma minta uang tetapi korban melawan. Terpaksa saya jerat lehernya dengan sabit seperti celurit," jelas dia.

3. Masalah ekonomi jadi alasan tersangka minta maaf

Ilustrasi Pembunuhan (IDN Times/Arief Rahmat)

Melihat korban Darma terkulai lemas, pelaku pun santai mencari tempat mencuci tangan dan kaki lantaran berlumur darah. Saat mencuci itu lah, korban mengaku bertemu istri korban dan melakukan penyerangan.

Tanpa penyesalan tersangka pun mengaku terpaksa melakukan perampokan dan pembunuhan. Dirinya mengaku sedang terhimpit secara ekonomi sehingga memerlukan pekerjaan dan uang.

"Ini namanya juga hidup. Saya terpaksa melakukan ini untuk makan dan mencukupi kebutuhan saya. Saya juga meminta maaf kepada keluarga korban atas peristiwa ini," jelas dia.

Editorial Team