Menurut Beni, UPPB juga dapat mendorong kewirausahaan petani serta mengubah kebiasaan petani karet memproduksi karet bersih. Mereka mengubah petani dari On-Farm menjadi Off-Farm sehingga mampu mengolah dan menjual sendiri produksinya.
"Pemkab Muba akan terus membantu UPPB di antaranya mendorong hilirisasi karet. Pengembangan sektor hilir komoditas perkebunan di Muba diperkuat dengan pengembangan infrastruktur pembangunan jalan berbasis aspal karet lateks. Pembangunan pabrik centrifuge lateks di 3 Kecamatan yaitu Keluang, Sekayu, dan Babat Toman," ungkapnya.
Beni mengaku selama ini Pemkab Muba sangat memperhatikan para petani karet. Pada 2021 telah dibangun 37 gedung UPPB dan 17 pelataran lelang, serta bantuan Sintas (Pembeku Lateks) untuk 76 UPPB dengan luas kebun karet 21.250 Ha.
Sedangkan pada 2022, bantuan bangunan UPPB sebanyak 16 gedung dan 6 pelataran lelang dan 80 kelompok tani, tergabung dalam 45 UPPB dengan luas kebun karet 4.032,5 Ha serta bantuan alat pasca panen karet.
"Pemkab Muba sangat yakin dengan bantuan tersebut, produktivitas sub sektor perkebunan sebagai penopang pertumbuhan ekonomi serta peningkatan kesejahteraan para petani pekebun dapat dirasakan. Semoga ke depannya petani pekebun khususnya petani karet akan lebih sejahtera," harapnya.