Ilustrasi kegiatan belajar mengajar siswa (IDN Times/Ervan Masbanjar)
Sementara, Kepala SMAN 18 Palembang, Sri Asmuniah menceritakan, kronologis awal kejadian ini bermula saat pihaknya tidak mendapat informasi ketika mengikuti sosialisasi SNMPTN pada 13 Desember 2019 lalu di gedung Graha Sriwijaya Unsri Palembang.
"Dari 10 orang yang diutus termasuk 7 siswa, dua guru dan 1 operator sama sekali tidak mendapat penjelasan, bahwa sekolah harus melakukan validasi data. Sehingga, kami tidak menginput data permanen. Rupanya jadi tidak bisa mengikutsertakan peserta didik di SNMPTN tahun ini," kata dia.
Sri melanjutkan, selama ini sekolah tidak melakukan validasi data, namun hanya siswa saja yang mendaftar untuk mengikuti jalur SNMPTN ini. Pihaknya mengklaim selalu bertanya kepada siswa setiap hari, untuk mengingatkan siswa yang belum mendaftar. "Kita dapat informasi kalau sekolah juga harus permanenkan data siswa," ujar dia.
Akibat keteledoran itu, pihaknya tidak mendaftarkan data siswa sesuai apa yang diminta oleh Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi Negeri (LTMPT). Karena waktu pendaftaran habis pada 7 Januari lalu.
"Sempat diperpanjang sampai 10 Januari, karena tidak paham, setelah terima email akhirnya tidak melakukan validasi data, baru tanggal 11 mencoba menghubungi panitia SNMPTN ternyata tidak bisa lagi," tandas dia.