Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi gudang beras (ANTARAFOTO/Yulius Satria Wijaya)

Palembang, IDN Times - Rencana pemerintah pusat mengimpor beras hingga 1 juta ton dari Thailand dianggap berlebihan, apalagi di tengah harga gabah yang turun dalam dua pekan terakhir. Kondisi ini diperkirakan menambah sulit petani khususnya di Sumatra Selatan (Sumsel) yang surplus beras.

Pada tahun lalu, jumlah panen beras petani Sumsel mencapai 2,8 juta ton dengan konsumsi hanya sekitar 810.000 ton beras. Adapun saat ini ada surplus beras mencapai 2,07 juta ton.

"Untuk saat ini Sumsel masih surplus beras. Pada Maret saja ada 300.000 ton beras baru dari hasil panen," ungkap Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, dan Hortikultura Sumsel, Bambang Pramono, Senin (22/3/2021).

1. Pemda ingin serap beras milik petani lokal

Ilustrasi buruh tani memanggul gabah usai panen di areal persawahan padi. ANTARA FOTO/Aji Styawan

Bambang menilai, penurunan harga gabah sangat mengkhawatirkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel. Ketika wacana impor digulirkan, pemda lebih memilih opsi menyerap beras dari petani lokal.

"Kita berpikir bagaimana beras petani dapat kita serap dengan harga yang baik. Harga gabah juga membuat kami tidak bisa tidur dua minggu terakhir," ujar dia.

Demi menyalurkan beras yang surplus, Pemprov coba menyerap beras petani itu dengan menyalurkannya kepada Aparatur Sipil Negara (ASN).

"Program penyaluran ini sudah berjalan di Pemprov Sumsel, dan diharapkan dapat dilanjutkan ke jajaran Pemkab atau Pemkot sehingga penyerapan beras dari petani Sumsel bisa lebih besar," ucap dia.

2. Pemda memikirkan harga gabah ketimbang impor

Wakil Gubernur Sumsel, Mawardi Yahya (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Hal senada diungkapkan Wakil Gubernur Sumsel, Mawardi Yahya. Menurutnya, Sumsel dikenal sebagai daerah swasembada beras. Pihaknya justru lebih memikirkan bagaimana harga gabah beras dapat naik ketimbang memikirkan impor beras.

Dari catatannya, saat ini harga gabah mencapai Rp3.500-Rp3.900 per kilogram di tingkat petani. Jauh dibanding harga yang ditetapkan Bulog sekitar Rp5.300 per kilogram.

"Meski di tengah kondisi surplus, keinginan pemerintah mengimpor beras tidak bisa kita komentari, mungkin ada pertimbangan lain. Bagi Sumsel surplus, namun Indonesia bukan hanya Sumsel," ujar Mawardi menambahkan.

3. Penyerapan gabah rata-rata mencapai 700 ton per hari

IDN Times/Kementan

Pimpinan Bulog Devisi Regional Sumsel Babel, Ali Ahmad Najih Amsari menuturkan, sejak Maret 2021 pihaknya mencoba menyerap gabah petani di beberapa sentra penghasil beras.

Ada 15.000 ton gabah yang diserap. Kondisi beras Sumsel diperkirakan akan aman hingga enam bulan ke depan.

"Rata-rata dalam satu hari kami menyerap sekitar 700 ton gabah. Penyerapan akan berlangsung sampai Mei nanti," tutup dia.

Editorial Team