Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Penyelundupan satwa dilindungi hingga opsetan yang berhasil digagalkan BKSDA Sumsel (IDN Times/Rangga)

Palembang, IDN Times - Ratusan satwa dilindungi endemik Indonesia Timur berhasil digagalkan masuk ke Sumatra Selatan (Sumsel) untuk dibawa ke Sumatra Utara (Sumut) 2021 silam. Penyelundupan tersebut menjadi yang terbesar dengan total 118 ekor satwa dengan berbagai macam jenis mulai dari, Kakak Tua, Nuri, Soa Payung, Sugar Glider, hingga Bajing.

Mundur beberapa tahun sebelumnya di tahun 2017 kejadian serupa sempat mengungkap perdagangan satwa Indonesia Timur seperti, Kakatua Maluku, Kangguru, dan Tupai Jelarang dengan tujuan serupa ke Sumut.

Perdagangan satwa endemik Indonesia Timur meningkat seiring banyaknya permintaan dari kolektor hingga permintaan dari pasar gelap. Tak hanya satwa hasil opsetan atau pengawetan, satwa hidup pun jadi primadona di pasar gelap.

"Untuk penyelundupan satwa memang masih ada. Kebanyakan memanfaatkan wilayah perairan lewat kapal-kapal," ungkap Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel, Ujang Wisnu Barata, Sabtu (27/8/2022).

1. Masyarakat tergiur harga jual tinggi

Penyelundupan satwa dilindungi hingga opsetan yang berhasil digagalkan BKSDA Sumsel (IDN Times/Rangga Erfizal)

Ujang menjelaskan, persoalan pencegahan penyelundupan dan penjualan satwa masih menjadi prioritas BKSDA. Pasalnya, satwa diselundupkan memiliki tujuan akhir ke Sumatra Utara (Sumut). Dari sana baru lah satwa dilindungi dibawa ke pasar gelap.

Terakhir, penyelundupan yang berhasil digagalkan bertujuan ke Thailand. Harga satwa di pasar gelap dapat meningkat berkali-kali lipat. Hal ini lah yang membuat perdagangan satwa semakin diminati. Tak hanya satwa hidup, satwa opsetan pun laku hingga ratusan juta rupiah.

"Kadang-kadang memang yang bersangkutan (masyarakat) tidak ada niat menjual atau mendapatkan hewan buruan. Namun ada yang memanfaatkannya dengan memberi harga tertentu, hingga akhirnya terjadi pemburuan," ungkap dia.

2. Banyak gunakan pelabuhan tikus untuk penyelundupan

Editorial Team

Tonton lebih seru di