Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi kegiatan posyandu. (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)

Palembang, IDN Times - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Sumatra Selatan (BKKBN Sumsel melakukan skrining, atau deteksi dini untuk mencegah stunting lewat pendataan kesehatan calon pengantin.

Hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan calon orangtua, sehingga dapat mencegah anak terlahir dengan kondisi kerdil. Apalagi Sumsel memiliki angka stunting cukup tinggi, yakni 24,8 persen.

"Stunting itu jadi faktor penghambat dalam mewujudkan SDM yang berkualitas. Maka kita harus serius dalam upaya penanganan stunting," ungkap Kepala BKKBN Sumsel, Medi Heryanto Rabu (2/11/2022).

1. Orangtua berisiko stunting diimbau tunda kehamilan

Kepala BKKBN Sumsel, Medi Heryanto (Dok: istimewa)

Medi menjelaskan, perlukan upaya untuk mencegah stunting lebih awal. Penyelesaian stunting bukan hanya persoalan edukasi, namun juga memetakan calon keluarga berisiko stunting.

BKKBN bekerja sama Dinas Kesehatan dan Kementerian Agama dengan deteksi dini. Setiap calon pengantin akan didata dan mendapat rekomendasi untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan (Faskes).

"Mereka yang berisiko stunting tetap dibolehkan menikah. Hanya saja akan diberikan masukan untuk menunda kehamilan hingga permasalahannya bisa diatasi," ungkap dia.

2. Penurunan angka stunting ditarget 14 persen hingga 2024

Editorial Team

Tonton lebih seru di