Musi Banyuasin, IDN Times - Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) dikenal sebagai salah satu kawasan penyumbang terbesar kelapa sawit di Indonesia. Jika produk sawit menjadi Crude Palm Oil (CPO) untuk kosmetik dan kebutuhan rumah tangga lain, tapi siswa di Muba menciptakan panganan baru berupa dodol dan selai.
Inovasi unik ini diciptakan oleh siswi SMK Negeri 1 Keluang Muba. Di tangan mereka, sawit bisa menjadi kudapan khas yang menggoyang lidah dan bakal menjadi makanan primadona di daerah tersebut.
Selai dan dodol dari sawit ini merupakan ragam jenis kue basah yang berhasil diolah oleh siswa asal sekolah tersebut. Guru Jurusan Multimedia SMK Negeri 1 Keluang, Suhendhik mengatakan, pembuatan dodol ini terbilang tidak sembarang.
"Dibutuhkan waktu empat hingga delapan jam untuk membuatnya, dengan kondisi api yang dijaga stabil karena berpengaruh pada kualitas dodol yang dihasilkan. Jika api terlalu besar, dodol nanti akan gosong dan rasanya berbeda," ujarnya.
Awalnya buah kelapa sawit dicuci bersih dan dipotong-potong serta dibuang bijinya. Kemudian direbus hingga potongan kulit buah kelapa sawit matang, lalu diangkat dan disaring untuk membuang serat buah.
"Rasanya cukup unik dan sangat pas untuk sajian saat lebaran nanti. Semoga saja hasil karya anak-anak ini bisa digemari oleh masyarakat. Kami mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Muba yang sangat mendukung, dan telah memperkenalkan produk ini kepada khalayak ramai," ungkapnya.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo), Herryandi Sinulingga mengatakan, pihaknya mengapresiasi SMK Negeri 1 Keluang karena membuat inovasi pangan camilan baru dari produksi buah sawit.
"Ini menandakan Muba yang biasanya menciptakan CPO dan IVO dan turunannya, kini membuat panganan unik hasil inovasi anak-anak SMK 1 Keluang Muba, yaitu selai dan dodol khas dari sawit. Rasanya gurih, manis, dan enak. Bisa disajikan saat Idul Fitri nanti," ungkapnya.
Pemkab Muba akan hadir dan memfasilitasi hasil inovasi camilan dari sawit untuk layak diperjualbelikan sesuai standar BPOM. Menurut Sinulingga, dodol dan selai buatan siswa sedang diproses Dinkes Muba untuk uji kelayakan konsumsi.
"Proses BPOM segera keluar. Nanti akan kita dorong untuk membantu pembinaan UMKM dari Disperindag, sehingga mempermudah siswa dalam pembuatan dan pemasarannya. Jika permintaan pasar semakin besar dapat melibatkan warga masyarakat sekitar bersama BUMdes Desa Keluang," terangnya.