Sebut Cuma Permainan, Begini Isi Chat Peracun Adik Ipar di Palembang

- Pelaku pembunuhan terduga ditangkap polisi di Palembang, bukan Lampung
- Korban diracun oleh kakak iparnya dengan racun ikan atau potas
- Terduga pelaku mengakui perbuatannya lewat pesan WhatsApp kepada suami korban
Palembang, IDN Times - Berkedok lomba minum jamu berujung kematian seorang pelajar SMP di Palembang berinisial ANF (13). Korban diduga diracun kakak iparnya sendiri berinisial RK (19) dengan memberi korban racun ikan atau potas.
Kasus ini mulai terungkap setelah terduga pelaku mengakui perbuatannya tersebut, kepada sang suami yang tak lain kakak korban melalui pesan WhatsApp dalam pelariannya.
"Maafin aku aku benar mintak maaf aku dtw bakalan jadi cak ini aku ditawari main minuman smo Kwan aku buat 10 uong bakalan dapat duit 300 ribu dan aku dapat 1 JT kalo dpt 10 uong itu mainan kami dari dulu tapi ak dtw bakalan ck ini. (Maafin aku, aku benar minta maaf. Aku tidak tahu akan jadi seperti ini. Aku ditawari main minuman sama teman aku, buat 10 orang akan dapat uang Rp300 ribu dan aku dapat Rp1 juta kalau ada 10 orang yang main. Itu mainan kami dari dulu, tapi aku tidak tahu akan seperti ini)," bunyi pesan terduga pelaku, Jumat (20/12/2024).
1. Pelaku klaim ada 10 korban dari minum jamu itu

Dalam pesan itu, terduga pelaku mengakui tengah memiliki masalah dengan adik iparnya tersebut. Hanya saja, dirinya mengklaim tak tahu jika minuman yang diminum korban sidah bercampur racun.
Isi pesan pengakuan itu, pelaku mengaku diajak temannya untuk mengadakan lomba minum jamu dengan nilai hadiah Rp300 ribu jika berhasil mengajak sepuluh orang. Dari lomba itu, pelaku mengaku mendapat uang Rp1 juta.
"Aku cerita dengan dia (teman pelaku), kalau punya masalah dengan adik kamu. Tidak tahunya adik kamu salah satu dari korban itu. Aku tidak tahu harus apa, aku panik, aku tidak tahu adik kamu masih hidup atau tidak. Aku mau minta tolong, tapi aku takut dibawa ke penjara dan tidak bisa menjelaskan ke kamu. Aku tidak tahu 10 orang mati gara-gara minum itu,” tutur nya.
2. Ngaku kabur ke suami untuk cari teman yang berikan jamu

Pesan itu juga disampaikan pelaku saat dirinya hendak melarikan diri ke Lampung. Dirinya menyebut akan menyusul rekannya yang memberikan jamu itu kepada dirinya, sehingga ia meminta temannya itu untuk bertanggung jawab.
"Sekarang aku yang dicari polisi, aku sudah tidak di rumah lagi. Aku menyusul teman yang membuat masalah ini, aku ingin dia bertanggung jawab. Aku akan mencari dia sampai ketemu. Aku terlalu takut mau bicara sama keluarga kamu. Ibu kamu tau, Aisyah sudah bicara kalau dio disuruh minum jamu," jelas RK dalam pesan.
RK juga mengaku sempat panik melihat adik iparnya itu panik setelah minum jamu yang diduga berisi potas. Dirinya pun mengklaim akan membawa pelaku yang sebenarnya sebagai penebus rasa bersalah.
"Maaf, ibu mencari Aisyah, saya sembunyikan dia di belakang lemari karena aku panik, badan aku masih gemetar sampai sekarang. Kalau Aisyah hilang nyawa, aku juga harus hilang nyawa, maafin aku. Aku bawa anak kita sama aku. Aku ke Lampung, kalau aku tidak ketemu dia juga, aku janji jasad aku yang datang," ujar pelaku dalam bahasa Palembang.
3. Pelaku ucapkan maaf berkali-kali dengan sang suami

Pelaku pun mengaku telah salah melangkah. Dirinya mengucap berkali-kali kata maaf kepada sang suami agar dapat dimaafkan dari perbuatannya.
"Aku sayang kamu selamanya, tetapi aku tidak pantas kamu maafkan. Aku takut keluarga kamu benci sama aku termasuk kamu. Maaf, ini salah aku, seharusnya kita tidak pernah ketemu lagi. Aku mati saja," jelas dia berbahasa Palembang.
4. Pelaku ditangkap di Palembang saat melarikan diri

Sementara itu, Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Harryo Sugihhartono memastikan RK terduga pelaku pembunuhan telah ditangkap oleh polisi. Menurut Harryo pelaku tidak melarikan diri ke Lampung melainkan ditangkap polisi di salah satu penginapan di kota Palembang pada malam hari di hari kejadian.
"Terduga pelaku berstatus kakak ipar dari korban. Kakak iparnya ini melarikan diri karena ketakutan sehingga kita lakukan pengejaran dan tangkap," jelas Harryo.
Menurutnya saat ini polisi mendalami penyebab kematian korban. Dari keterangan saksi, korban sempat pamit menemui pelaku untuk ikut perlombaan minum jamu.
"Pastinya bukan mati karena luka-luka. Namun ada kandungan zat yang dikonsumsi korban. Saat ini sedang di dalami sesuai hasil autopsi," jelas dia.