Sasar Masyarakat Desa, Peredaran Narkotika di Sumsel Kian Kritis

Palembang, IDN Times - Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatra Selatan (BNNP Sumsel) mencatat peredaran narkotika di Bumi Sriwijaya semakin meluas dan meresahkan. Akses ke barang ilegal tersebut kian mudah oleh masyarakat.
BNNP Sumsel mengendus peredaran dari kota hingga ke desa. Luasnya penggunaan narkotika mengakibatkan Sumsel masuk fase kritis penyalahgunaan narkotika.
"Soal peredaran narkotika Sumsel sudah mengkhawatirkan, bisa dibilang Sumsel itu kritis," ungkap Kepala BNNP Sumsel, Brigjen Pol Djoko Prihadi," Rabu (27/10/2021).
1. Narkoba dijadikan doping bagi pekerja

Djoko mengatakan, peredaran narkotika sudah tidak mengenal batas usia dan profesi. Siapa saja bisa terjebak dalam peredaran narkotika. Data tersebut didapat Djoko usai melakukan pertemuan lintas instansi membahas permasalahan tersebut, Selasa (26/10/2021) lalu.
"Narkoba ini digunakan sebagai doping untuk penyemangat kerja. Mereka yang menggunakan pun mulai dari nelayan, pekerja perkebunan, hingga penambang minyak ilegal," jelas dia.
Dampak mengkhawatirkan selanjutnya, narkoba juga telah lama masuk desa. Aparat desa yang seharusnya menjadi pencegah, justru terjebak dalam penggunaan barang itu.
"Ada 14 kawasan di Sumsel yang rawan narkoba. Mungkin jumlahnya bisa bertambah setelah kami melakukan pemetaan lanjutan," ujar dia.
2. Bandar narkotika senang pekerjakan anak di bawah umur

Hampir dua tahun sejak pandemik, peredaran narkotika di Sumsel turut mengalami kenaikan. Bahkan bandar narkotika memperkerjakan anak di bawah umur untuk mengantar paket.
"Saat ini sangat masif, kita butuh rencana aksi bersama-sama memetakan langkah satu tahun ke depan," jelas dia.
3. Narkoba masuk desa lewat organ tunggal

Direktur Reserse Narkoba Polda Sumsel, Kombes Pol Heri Istu Hariono menyatakan, ada peningkatan penjualan narkotika terutama di wilayah perkampungan atau desa di Sumsel. Kebanyakan narkotika dibawa menggunakan agen travel untuk mengelabui petugas.
"Untuk ke desa-desa, narkotika ini biasanya diedarkan melalui kegiatan organ tunggal. Kenyataannya, peredaran narkoba di Sumsel mengalami peningkatan," jelas dia.
4. Kenaikan peredaran narkotika di Sumsel naik 77 persen

Heri Istu menjelaskan, peredaran narkotika di Sumsel terbukti meningkat. Tahun ini saja, pihaknya mencatat ada kenaikan mencapai 77 persen dibanding tahun sebelumnya.
Jika tahun 2020 jumlah tangkapan narkotika mencapai 84 kilogram, maka pada 2021 sudah mencapai 149 kilogram. Jumlah tersangka diprediksi mengalami peningkatan menjelang akhir tahun mendatang.
"Rata-rata kurir ini adalah orang-orang dengan usia produktif. Ini menandakan faktor ekonomi bisa menjadi pemicu utama mereka terjerumus ke dunia narkoba," tutup Heri.