Pabrik PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) di Palembang (IDN Times/Zulfiani Lubis)
PT Pupuk Sriwidjaja didirikan di Palembang, Sumatra Selatan pada 24 Desember 1959 sebagai pabrik pupuk urea pertama di Indonesia. Pada tahun 1961, Presiden pertama Indonesia Ir Soekarno meresmikan tiang pancang pertama. Pabrik Pusri I mulai beroperasi dengan kapasitas terpasang sebesar 100 ribu ton per tahun pada 1963.
Pada 1964, status PT Pupuk Sriwidjaja menjadi Perseroan Negara (PN) sesuai Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 1961. Setelah berjalan 10 tahun, pabrik mulai dikembangkan ditandai dengan penandatanganan kontrak pembangunan Pabrik Pusri II pada 1971.
Belanjut ke 1976, Pusri membangun Pabrik Pupuk Urea ketiga, yakni Pusri III dengan kapasitas terpasang sebesar 570 ribu ton per tahun. Pabrik Pusri III diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 29 Desember 1976. Setahun berselang, Pabrik Pupuk Urea Pusri IV diresmikan oleh Presiden Soeharto pada 26 November 1977. Pabrik Pusri IV memiliki kapasitas terpasang sebesar 570 ribu ton per tahun.
Pada 22 Desember 1994 Presiden Soeharto meresmikan Pabrik Pusri IB dengan menggunkan sistem kendali komputer (distributed control system) dan memiliki kapasitas terpasang sebesar 570 ribu ton.
Pada 1997, pemerintah mentapkan Pusri sebagai induk perusahaan yang membawahi empat BUMN yang bergerak di bidang industri pupuk dan petrokimia yaitu PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk Kujang Cikampek, PT Pupuk Iskandar Muda Aceh, dan PT Pupuk Kaltim Bontang.
Pada 2012, Pusri bertransformasi menjadi PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC), memisahkan holding perusahaan dengan operasional pabrik di Palembang. Pada 2013, Pabrik Pusri P-IIB mulai Groundbreaking. Pada 2014, Piling Project Pertama Pabrik NPK Fusion.
Kemudian pada 2018, Peresmian Pabrik Pusri IIB dan Groundbreaking NPK II dan III. Hingga kini, Pusri tengah membangun Pabrik IIIB yang ditarget mulai beroperasi 2027 mendatang.