Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Wakil Kepala Staf Kepresiden RI, M Qodari (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Intinya sih...

  • Muhammad Qodari dilantik sebagai Wakil Kepala Staf Kepresidenan oleh Presiden Prabowo Subianto bersama 56 Wamen dan lembaga lainnya.
  • Qodari merupakan pengamat politik, pendiri lembaga survei, aktif sebagai peneliti, kolumnis di media massa, dan memiliki latar belakang pendidikan di bidang Psikologi Sosial.
  • Sebelum ditunjuk sebagai Wakil Kepala Staf Kepresidenan, Qodari pernah aktif di berbagai lembaga seperti Institut Studi Arus Informasi (ISAI), Centre for Strategic and International Studies (CSIS), dan Lembaga Survei Indonesia (LSI).

Palembang, IDN Times - Presiden ke-8 Republik Indonesia Prabowo Subianto menunjuk Muhammad Qodari sebagai Wakil Kepala Staf Kepresidenan. Qodari dilantik, Senin (21/10/2024) siang bersama 56 Wamen dan lembaga yang akan membantu dirinya.

Sosok Qodari yang dikenal sebagai pengamat politik dan pendiri salah satu lembaga survei di Indonesia diketahui berasal dari Palembang, Sumatra Selatan. Berikut IDN Times, merangkum sepak terjang Qodari sebelum hingga ditunjuk sebagai wakil kepala staf atau jabatan setara wakil menteri.

1. Qodari merupakan sosok kontroversial mendukung Jokowi 3 periode

Prabowo umumkan jajaran menteri Kabinet Merah Putih (ANTARA FOTO/M Adimaja)

M Qodari lahir di Palembang, 15 Oktober 1973. Sebelum ditunjuk sebagai Wakil Kepala Staf Kepresiden RI, dirinya diketahui merupakan pengamat politik kerap melontarkan pernyataan kontroversial.

Qodari kerap mengkampanyekan relawan Jokowi-Prabowo (Jokpro) pada tahun 2022-2023. Dirinya juga diketahui menjadi orang yang getol dalam menyampaikan maksud perpanjangan masa jabatan presiden Joko Widodo selama 3 periode.

2. Sepak terjang Qodari dari pembawa acara, kolumnis hingga pengamat politik

Wakil Kepala Staf Kepresidenan RI Muhammad Qodari (Dok: istimewa)

Jauh sebelum menjadi bagian dari orang yang dekat dengan Jokowi dan Prabowo, Qodari memulai kariernya sebagai peneliti dan pengamat politik. Dirinya bahkan sering menjadi kolumnis di media massa membahas mengenai kondisi Indonesia pasca reformasi.

Qodari pernah aktif sebagai Peneliti di Institut Studi Arus Informasi (ISAI), Mei 1999-September 2001. Bahkan dirinya sempat menjadi salah satu pembawa acara di dua program televisi nasional swasta untuk rubrik politik seperti "Negeri Setengah Demokrasi" dan "Suara Rakyat".

Qodari pun sempat menjadi Chief Editor Majalan Kandidat, Campaign and Election, Agustus 2003-Juni 2004. Lalu dirinya bergabung di Centre for Strategic and International Studies (CSIS), November 2002-Juli 2003.

Ia juga menjadi Direktur Riset Lembaga Survei Indonesia (LSI), Juli 2003-Juni 2005, hingga ditunjuk menjadi Wakil Direktur Eksekutif LSI Juli 2004-Oktober 2006.

Setelah tak lagi berjalan dengan LSI, Qodari mendirikan lembaga survei sendiri yakni, Indo Barometer (IB). Sejak November 2006, Qodari menjadi Direktur Eksekutif hingga hari ini.

3. Bergelar doktor dari UGM

Direktur Eksekutif Indo Barometer, M. Qodari, hadir di Konsolidasi Relawan Sahabat Bang Ara dan Stefanus Gusma, Senin (5/8/2024) (IDN Times/Istimewa)

Ketertarikan Qodari terhadap politik muncul saat mengambil jurusan bidang Psikologi Sosial di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) tahun 1992-1997. Setelah menempuh pendidikan Strata I (S1), Qodari melanjutkan pendidikan ke Universitas Essex, United Kingdom 2001-2002, dengan menekuni Political Behavior.

Barulalah pada tahun 2016 dirinya menyelesaikan gelar doktoral di Universitas Gadjah Mada (UGM) di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisipol).

Editorial Team