Perpustakaan keliling milik Pemko Banjarmasin.
Banyak hal telah dilakukan pemerintah daerah agar meningkatkan minat baca atau literasi masyarakatnya, termasuk menunaikan kewajiban yang diamanatkan UU. Mulai dari membuat Pojok Baca, Perpustakaan Keliling, hingga terunik Liburan di Perpustakaan.
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK), telah mengundang pelajar SD hingga SMP untuk menikmati program kegiatan liburan di Perpus Kota, Kreasi Literasi Anak. Program rekreatif sekaligus edukatif ini dilangsungkan pada masa libur sekolah selama dua hari, yakni 3-4 Juli 2024 secara gratis.
Kepala Bidang Pengelolaan Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Gemar Membaca DPK Kota Yogyakarta, Nunun Zulaikha, mengatakan pihaknya rutin setiap momen liburan sekolah menawarkan program rekreatif yang juga edukatif di Perpustakaan Kota maupun Pevita bagi pelajar secara gratis.
Selain melalui program Sabtu Seru di Perpustakaan Kota Yogyakarta (SASKIA), ada juga Liburan di Perpus Kota yang menawarkan program kegiatan belajar sambil berkreasi bagi anak-anak ataupun pelajar di Kota Yogya. Menurutnya selain sebagai media rekreatif dan peningkatan literasi, kegiatan liburan di perpustakaan juga bertujuan untuk mendekatkan perpustakaan pada anak-anak. Sehingga anak-anak bisa merasa kalau belajar itu merupakan kegiatan yang menyenangkan.
“Ini menjadi salah satu tugas kami agar anak-anak dan pelajar di Kota Yogya familiar dengan perpustakaan. Punya pengalaman yang menarik ketika belajar, membaca, serta berkegiatan di perpustakaan. Program Liburan di Perpus Kota hadir untuk meningkatkan penggunaan layanan perpustakaan yang bermuara pada peningkatan budaya kegemaran membaca,” ucapnya.
Dok. Instagram: Info Rangkasbitung
Gedung Perpustakaan Saidjah-Adinda yang berdiri berdampingan dengan Museum Multatuli di Kota Rangkasbitung, berdiri kokoh di kawasan Alun-alun Timur Rangkasbitung. Perpustakaan Saidjah Adinda ini menjadi destinasi wisata sejarah sekaligus edukasi. Bentuk bangunan yang dipilih juga sangat unik, mengadopsi bangunan khas warga adat Baduy yaitu Leuit. Tak heran, banyak pengunjung bahkan menjadikan perpustakaan ini sebagai spot berswafoto.
Leuit merupakan bangunan lumbung padi masyarakat adat Baduy, berfungsi untuk menyimpan hasil panen dan memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Namun di Perpustakaan Saidjah-Adinda menyimpan 30 hingga 40 ribu eksemplar buku. dan akan terus ditambah judul dan jumlahnya.
Material yang dipilih untuk Perpustakaan Saidjah Adinda didominasi bambu, sesuai dengan nama Rangkasbitung, Rangkas artinya patah dan bitung atau betung berarti bambu. Bentuk dan vibes-nya seperti tempat nongkrong, digandrungi banyak pengunjung. Di awal tahun berdiri saja, perpustakaan ini sudah didatangi 14 ribu orang, dan 70 persen di antaranya adalah anak dan remaja.
Pemerintah Kabupaten Lebak mengambil nama Saidjah-Adinda sebagai nama perpustakaan karena tokoh Saidjah Adinda cukup fenomenal, sebab dikenalkan ke dunia internasional oleh Max Havelar dalam karya sastranya. Hingga akhirnya resmi dibuka pada 2017 setelah memakan biaya pembangunan hingga Rp10 miliar.
Perpustakaan Daerah Sumatra Utara (Sumut) juga berinovasi untuk menarik minat pembaca, yakni dengan Pojok Membaca yang ada di kabupaten dan kota, seperti ada di kantor Samsat, Taman Hutan Raya, dan sejumlah sekolah-sekolah. Meskipun peminatnya ini tidak banyak, tapi Pojok Membaca menyediakan ruang buku khusus.
Juliani Tarigan sebagai Koordinator Layanan Perpustakaan Sumut, mengatakan pihaknya juga membarui koleksi buku konvensional ke e-book dan menghadirkan Perpustakaan Keliling.
Perpustakaan Daerah (Perpusda) Kabupaten Purwakarta juga menyiapkan ribuan koleksi buku untuk terus memperkuat budaya literasi dan meningkatkan minat baca. Mereka memperbarui dan menambah jumlah koleksi buku atau media sumber informasi dan pengetahuan lainnya, seperti buku digital (E-Book), jurnal penelitian, media massa, cakram optik digital (CD).
"Langkah itu ditempuh untuk terus meningkatkan minat baca sekaligus memperkuat budaya literasi masyarakat Purwakarta," kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kabupaten Purwakarta, Rudi Hartono.
IDN Times/Debbie Sutrisno
Data dari Dinas Arsip dan Perpustakaan (Disarpus) Kabupaten Purwakarta menyebutkan, koleksi yang dimiliki Perpusda Purwakarta saat ini sudah mencapai 104.541 eksemplar, yang terdiri dari 98.972 buku, 5.214 buku digital (e-book) dan 355 cakram optik digital (CD).
Sementara koleksi jumlah judul buku, e-book dan CD, mencapai 12.714 judul, yang terdiri dari koleksi judul buku sebanyak 11.135 judul, e-book 1.420 judul dan CD sebanyak 159 judul.
"Kita masih terus berupaya keras untuk memperbarui dan menambah jumlah koleksi yang sudah ada. Kita ingin sumber pengetahuan dan informasi terbaru bisa menambah koleksi tersebut," kata Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan (Disarpus) Kabupaten Purwakarta, Asep Supriatna.
Selain koleksi buku, pihaknya terus berupaya memperbanyak jumlah perpustakaan dan memperluas pelayanan bagi masyarakat untuk bisa mengakses sumber informasi dan ilmu pengetahuan.
Saat ini, jumlah perpustakaan di seluruh Kabupaten Purwakarta mencapai 1. 058 perpustakaan baik yang dikelola masyarakat, komunitas, pihak swasta maupun pemerintah, mulai pemerintahan desa, kecamatan hingga perpustakaan kabupaten. Jumlah itu tersebar di 183 desa dan 9 kelurahan di 17 kecamatan seluruh Kabupaten Purwakarta.
Cara lain untuk mendongkrak literasi masyarakat, Dinas Perpustakan dan Kearsipan NTB membuat Gerakan Hibah Sejuta Buku. Banyak masyarakat yang peduli dengan gerakan ini, kemudian memberikan sumbangan buku layak baca dan pakai.
"Bahkan ada buku baru yang disumbangkan ke kami seperti Bank NTB Syariah, Bank Indonesia, dan lembaga-lembaga lain," terangnya.
Berita ini dibuat hasil kolaborasi Hyperlocal IDN Times:
Rangga Erfzal & Yuliani (Sumsel), Debbie Sutrisno & Yogi Pasha (Jabar), Silviana (Lampung), Hamdani (Kaltim), Muhammad Nasir (NTB), Indah Permata Sari (Sumut), Herlambang Jati Kusumo (Jogja), Muhammad Iqbal (Banten).