Padang, IDN Times - Hari itu, Minggu (19/10/2025) Kasri Sastra (47), Pelopor Kampung Berseri Astra di Tabek, Nagari Talang Babungo, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok-Sumbar sedang berkeliling kampung. Senyumnya semringah melihat perubahan yang terjadi di kampung yang sempat jadi cemoohan oleh sebagian orang yang tinggal di nagari itu.
"Alhamdulillah, sudah banyak yang berubah dengan Jorong Tabek saat ini. Anak keponakan kami tidak malu lagi mengakui kalau ini tanah kelahiran mereka," katanya saat diwawancarai IDN Times.
Kasri menceritakan, pada masa lalu Jorong Tabek yang saat ini terkenal dengan Kampung Berseri Astra selalu menjadi cemoohan bagi masyarakat lain yang ada di Nagari Talang Babungo.
"Sampai ada stereotipe bahwa orang Tabek ini kakinya selalu berlumpur karena jalan yang rusak dan selalu becek. Atau kami dikatakan orang sawah oleh warga lainnya," katanya.
Ia mengenang masa remajanya puluhan tahun silam saat perekonomian masyarakat di Jorong Tabek tak sebagus saat ini dan hanya terpaku pada pertanian yang kadang hasilnya tidak terlalu baik.
"Saat saya masih remaja itu, usaha masyarakat di sini bertani di sawah, berladang tebu, dan ada juga yang berjualan atau bekerja sebagai kuli bangunan," katanya.
Saking sulitnya perekonomian masa itu, menurut Kasri, beberapa bagian masyarakat bahkan rela pergi berminggu-minggu ke hutan untuk mengangkut balok kayu yang ditebang secara ilegal di daerah lain.
Meski begitu, masyarakat di Jorong Tabek tak pernah menadah tangan untuk bisa mendapatkan sesuap nasi. Mereka terus bekerja keras meski hanya sebagai buruh di sawah orang lain. Belasan tahun berlalu, Kasri memantapkan dirinya untuk kembali ke kampung halaman usai menempa diri di Negeri Jiran, Malaysia untuk merantau.
"Saya memantapkan diri untuk kembali dengan niat membangun kampung saya ini agar bisa maju seperti daerah lain yang pernah saya kunjungi, baik di Indonesia ataupun di Malaysia," tuturnya.
Tapi, perjuangan untuk bisa menjadikan Jorong Tabek yang terletak nun jauh di pelosok negeri tidak semudah membalikkan telapak tangan. Cemoohan kerap ia terima saat mencoba menapaki langkah demi langkah.
Meski begitu, Kasri mengaku ia tak pernah patah arang untuk bisa berbuat demi kampung halaman yang sangat ia cintai itu. Pria yang hobi bermain sepak bola itu selalu mengusahakan untuk kemajuan kampung halamannya.