Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pengusaha kedai kopi di Palembang Adyos Satrio Tri Wicaksono (IDN Times/Rangga Erfizal)

Palembang, IDN Times - Imbas penurunan produksi kopi dan kenaikan harga biji kopi di Sumatra Selatan (Sumsel), membuat pengusaha kedai kopi khawatir. Bukan tanpa sebab, sejak akhir 2022 lalu biji kopi mentah makin sulit dicari.

Pemilik kedai kopi Sangkar di Palembang Adyos Satrio Tri Wicaksono (28) mengatakan, harus mencari kopi hingga ke luar daerah karena pasokan di Sumsel menipis.

"Informasinya memang produksi kopi tengah menurun, dan biji kopi sulit didapatkan. Kita harus melakukan pengiriman dari Aceh untuk biji kopi jenis Arabica. Sedangkan Robusta masih mengandalkan stok dari OKU Selatan," ungkap Adyos Satrio Tri Wicaksono, kepada IDN Times, Sabtu (1/4/2023).

1. Beli kopi di luar daerah terkendala ongkir mahal

Pengusaha kedai kopi di Palembang Adyos Satrio Tri Wicaksono (IDN Times/Rangga Erfizal)

Adyos tidak menampik untuk kopi di wilayah Sumsel mengalami kenaikan. Jika normal dirinya membeli biji kopi jenis Robusta grade A ditingkat pengepul seharga Rp34.000-Rp38.000 per kilogram.

Namun saat ini harga yang didapatkannya mengalami kenaikan hingga Rp45.000 per kilogram.

"Saat stok sulit seperti saat ini bisa dapat, bisa juga tidak tergantung stoknya. Kalau pun tidak dapat kita bisa beli di luar daerah, dan biasanya terkendala ongkos pengiriman yang mahal," ungkap dia.

2. Stok kopi kian menipis

Editorial Team

Tonton lebih seru di