Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Wakil Gubernur Sumsel Cik Ujang (IDN Times/Rangga Erfizal)
Wakil Gubernur Sumsel Cik Ujang (IDN Times/Rangga Erfizal)

Intinya sih...

  • Pemprov Sumsel berencana selesaikan jalur khusus batu bara sepanjang 30 km

  • Jalur tersebut akan menghubungkan Muara Enim dan Lahat, serta dibangun oleh perusahaan tambang

  • Targetnya, pada 2026 tidak ada lagi kendaraan pengangkut batu bara yang melintas di jalan negara

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Palembang, IDN Times - Rusaknya jalan dan jembatan hingga menimbulkan debu, kemacetan hingga kecelakaan menjadi permasalahan sehari-hari masyarakat di kawasan Jalan Lintas Sumatra yang menghubungkan Muara Enim dan Lahat Sumatra Selatan (Sumsel). Protes warga pun kerap terjadi hingga akhirnya jembatan penghubung kedua kabupaten di Sumsel putus akibat truk angkut batu bara yang diduga melebihi kapasitas, Minggu (29/6/2025).

Menanggapi hal tersebut Pemprov Sumsel berupaya mempercepat pembangunan jalur khusus batu bara. Targetnya, pada 2026 mendatang tidak ada lagi kendaraan pengangkut batu bara yang melintas di jalan negara.

"Sesuai instruksi gubernur, mulai 2026 mobil angkutan dari pertambangan tidak diperbolehkan melintas di jalan negara," jelas Wakil Gubernur Sumsel, Cik Ujang, Selasa (12/8/2025).

1. Jalan khusus batu bara diminta terhubung dengan pelabuhan

Tongkang bermuatan batu bara terparkir di pinggiran Sungai Musi Palembang. (IDN Times/Hafidz Trijatnika)

Pengerjaan jalur khusus batu bara tersebut dilakukan sepanjang 30 kilometer. Nantinya jalan tersebut akan terhubung dengan jalan khusus yang sebelumnya sudah dibangun. Adapun rute yang dibangun tersebut berada di kawasan Kecamatan Rawa Kidul, Muara Enim dan Kecamatan Merapi Timur, Lahat.

"Kita berharap dengan adanya jalan khusus batu bara ini bisa menghubungkan Lahat ke Muara Enim menuju pelabuhan tanpa melewati jalan negara," jelas Cik Ujang

2. Pastikan persoalan debu di jalan lintas teratasi

Peresmian Jalan khusus Batu Bara di Lahat Sumsel (Dok: Pemprov Sumsel)

Dalam pembangunan jalan khusus batu bara, Pemprov Sumsel meminta kepada perusahaan batu bara yang mengeksplorasi dan memiliki kepentingan di Sumsel untuk membangun jalan khusus tersebut. Langkah ini dinilai tepat sehingga permasalahan debu dan banyaknya angkutan batu bara yang melintas di jalan negara dapat diselesaikan tanpa merugikan masyarakat.

"Masyarakat pasti akan menyambut baik, karena memang masyarakat Lahat dan Muara Enim sudah menunggu langkah pemerintah mengatasi persoalan debu yang disebabkan mobilitas kendaraan tambang," jelas Cik Ujang.

3. Minta perusahaan batu bara koordinasi dengan PT KAI

Ilustrasi tambang batu bara (Dok. Kementerian ESDM)

Menurut Cik Ujang, perusahaan tambang yang ada dapat segera melakukan kerja sama dan berkoordinasi untuk clear and clean yang ditargetkan selesai di November mendatang. Dirinya pun berharap nantinya angkutan batu bara yang ada dapat terhubung dengan berbagai macam moda transportasi angkutan.

"Tinggal kerja sama perusahaan dari Tanjung Enim dan Muara Enim untuk berkoordinasi dengan PT KAI agar bisa terhubung ke stasiun kereta," jelas dia.

Editorial Team