Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bawang merah (pixabay.com/Hans)
ilustrasi bawang merah (pixabay.com/Hans)

Intinya sih...

  • Pemerintah Sumsel gelar pasar murah untuk stabilkan harga jelang Nataru
  • Beras murah sebanyak 100 ton di dua pasar tradisional selama empat hari ke depan
  • Beras dijual di bawah harga pasaran, juga akan menjual minyak goreng dan gula serta membagikan cabai merah serta bawang merah dan putih secara gratis
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Palembang, IDN Times - Pemerintah Sumatra Selatan (Sumsel) kembali menggelar pasar murah untuk menstabilkan harga jelang Natal dan Tahun Baru (Nataru). Langkah ini dilakukan dengan menggelontorkan beras murah sebanyak 100 ton di dua pasar tradisional selama empat hari ke depan.

"Jadi untuk menangani inflasi pada Nataru ini, Pemprov Sumsel berkerja sama Pemkot Palembang akan mengadakan sidak pasar pada Kamis, berbarengan dengan pasar murah yang diteruskan pada Minggu, Senin, dan Selasa di Pasar KM 5 dan Pasar Lemabang," ungkap Kepala Biro Perekonomian PemprovSumsel, Hengky Putrawan, Rabu (20/12/2023).

1. Pasar murah akan berlangsung selama empat hari

ilustrasi cabai hijau (pixabay.com/Hans)

Hengky menerangkan, beras yang dijual di bawah harga pasaran itu akan digelontorkan bertahap. Pasar murah pada Kamis mendatang ada sekitar 40 ton dan dibagi ke dua pasar. Lalu pada tiga hari berikutnya akan digelontorkan 60 ton beras.

"Total keseluruhan kita jual beras SPHP sebanyak 100 ton, dengan harga per kilogramnya Rp10.000," ungkap dia.

2. Beragam bahan pokok akan dijual dan gratis

Ilustrasi beras (Pexels.com/Polina Tankilevitch)

Selain menjual beras dalam harga murah, pihaknya akan menjual produk lain seperti minyak goreng dan gula. Rencananya, pemprov juga akan membagikan secara gratis beberapa keperluan pokok lain.

"Pemprov juga akan membagikan secara gratis cabai merah serta bawang merah dan putih," jelas dia.

3. Hari raya jadi momen kenaikan harga

Ilustrasi menyimpan beras (Unsplash.com/Antony Trivet)

Hengky menambahkan, setiap hari besar keagaman kebutuhan pokok selalu mengalami kenaikan. Tak hanya itu saja, faktor cuaca turut mengakibatkan kenaikan sehingga saat ini. Pihaknya berupaya menekan harga tidak naik secara drastis.

"Setiap hari raya keagaman selalu adanya lonjakan permintaan yang juga bisa menaikan harga hingga menaikan angka inflasi," tutup dia.

Editorial Team