Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Seorang pria melintasi tumpukan sampah di Pantai Padang beberapa tahun lalu (Foto: Dok IDN Times/Halbert Caniago)
Seorang pria melintasi tumpukan sampah di Pantai Padang beberapa tahun lalu (Foto: Dok IDN Times/Halbert Caniago)

Intinya sih...

  • Lelang untuk pembangunan RDF diklaim selalu gagal dan waktu tersisa tidak memungkinkan lagi untuk pengerjaannya.

  • Wali Kota Padang akan mencari investor internasional maupun nasional untuk membangun RDF di Kota Padang.

  • Fadli menekankan pentingnya peran masyarakat dalam mengurangi jumlah sampah organik dan anorganik serta memilah sampah.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Padang, IDN Times - Wali Kota Padang, Fadli Amran menyatakan, rencana pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Refuse Derived Fuel (TPST RDF) di daerah tersebut tidak ada kejelasan sampai saat ini.

"Untuk pembangunan RDF per hari ini belum ada titik terangnya dari pemerintah pusat," kata Fadli saat diwawancarai awak media, Rabu (20/8/2025).

Ia mengatakan, Pemkot Padang akan mencari jalan lain untuk pembangunan RDF tersebut agar tetap terwujud meskipun tanpa anggaran dari pemerintah pusat.

1. Lelang batal, tidak memungkinkan lagi

Seorang pria melihat tumpukan sampah di Pantai Padang beberapa tahun lalu (Foto: Dok IDN Times/Halbert Caniago)

Fadli mengatakan, dari informasi yang diterimanya dari pemerintah pusat menyatakan, sudah dilakukan beberapa kali lelang untuk pembangunan RDF tersebut dan selalu gagal.

"Kita tidak mau berspekulasi soal gagalnya itu apakah karena teknisnya atau masalah efisiensi anggaran saya tidak mau berspekulasi," katanya.

Menurutnya, dengan waktu yang tersisa untuk pengerjaan RDF tersebut sudah tidak memungkinkan lagi akan bisa dibangun sesuai dengan rentang waktu yang diberikan.

2. Rencanakan pembangunan RDF dari investor

Wali Kota Padang, Fadli Amran (Foto: IDN Times/Halbert Caniago)

Meskipun pembangunan RDF yang dijanjikan ole pemerintah pusat tersebut tidak ada kejelasan, Fadli mengatakan ia akan mencari jalan lain agar hal itu dapat tercapai.

"Saat ini sudah ada juga beberapa investor baik dari internasional maupun dari nasional sendiri yang mau berinvestasi untuk RDF ini," katanya.

Menurutnya, untuk investor internasional yang sudah dijalin komunikasi saat ini adalah dari Jepang yang mau membangun RDF di Kota Bengkoang.

"Saya sudah meminta juga dari dinas agar mempercepat kajiannya agar pembangunannya bisa dilaksanakan. Karena potensi sampah yang bisa diolah sekitar 200an ton per hari," katanya.

Dengan begitu menurutnya akan memberikan nilai ekonomi baik bagi investor maupun bagi Kota Padang sendiri nantinya jika pembangunan tersebut terealisasi.

3. Masyarakat harus kurangi sampah

Seorang pria melintasi tumpukan sampah di Pantai Padang beberapa tahun lalu (Foto: Dok IDN Times/Halbert Caniago)

Sebelum pembangunan RDF terealisasi di Kota Padang, Fadli mengatakan hal terbaik dalam penanganan jumlah sampah yang mencapai 680 ton per hari adalah dari masyarakat itu sendiri.

"Bagaimana masyarakat bisa mengurangi jumlah sampah organik ataupun anorganiknya itu adalah hal yang bisa dilakukan saat ini untuk mengurangi sampah ini," katanya.

Selain itu, menurut Fadli masyarakat juga harus bisa memilah sampah agar sampah organik dan anorganik tidak bercampur. Untuk sampah organik menurutnya bisa diberikan kepada pemilik usaha maggot yang ada di Kota Padang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team