Palembang Kembali Zona Merah, Dinkes Klaim Kasus Sembuh Meningkat

Palembang, IDN Times - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Palembang, Fauziah mengungkap, Palembang kini kembali menjadi zona merah penyebaran COVID-19. Sebelumnya, kata dia, Palembang berpindah dari zona merah, oranye, dan kini kembali merah.
"Ini menunjukkan perkembangan COVID-19 berjalan fluktuatif. Perhitungan kami, sekitar 30 persen kasus aktif dari klaster perkantoran dan pasar. Sisanya jumlah sembuh meningkat," kata dia, Kamis (20/8/2020).
1. Sebut belum terima informasi lanjutan mengenai vaksin COVID-19
Kendati jumlah sembuh meningkat, Fauziah tetap mengimbau agar warga untuk berperan aktif untuk mencegah penularan COVID-19. Terlebih vaksin virus corona belum ditemukan dan obat COVID-19 secara medis belum ada yang membuktikan.
"Iya kemarin sempat ada kabar vaksin COVID-19 akan disebar pada Oktober. Tapi itu masih disebut herbal dan kami belum terima informasi lagi," ujarnya.
2. Data menunjukkan tingkat pasien sembuh bertambah

Menurutnya, saat ini meski kasus COVID-19 terbilang bertambah, namun penyebaran yang terjadi tidak menular secara signifikan. Bahkan informasi yang tercatat Dinkes Palembang berdasarkan data 19 Agustus 2020 di 18 kecamatan dan 107 kelurahan Palembang, jumlah pasien sembuh mencapai 503 orang dan total meninggal dunia ada 130 pasien.
"Dibandingkan sebelumnya (18 Agustus) sembuh ada 482 orang. Sehari saja bertambah (kasus yang sehat). Walaupun positif COVID-19 naik 20 orang menjadi 2.461 pasien dari sebelumnya hanya 2.241," jelas Fauziah.
3. Dinkes hitung tingkat kesehatan COVID-19 berdasarkan 11 indikator epidemiologi

Menyoal adanya perbedaan antara data nasional dan daerah mengenai warna zona wilayah, Fauziah mengakui ada selisih perhitungan indikator tingkat risiko bahaya COVID-19. Maksudnya, Dinkes Palembang mencatat perhitungan 11 indikator epidemiologi, sedangkan rilis BNPB berdasarkan 15 indikator utama.
"Berdasarkan tingkat kesehatan perhitungan terbagi menjadi 11 indikator epidemiologi. Serta dua indikator surveilans kesehatan masyarakat, dan dua indikator pelayanan kesehatan," terangnya.
4. Selisih data terjadi karena data pasien luar Palembang masuk daftar Kota Palembang

Kemungkinan lain, lanjut dia, perbedaan data disebabkan karena antara nasional dan daerah terjadi selisih data dari RS online serta laporan keseluruhan melalui pemeriksaan laboratorium. Diduga, ada kasus dari luar Palembang, namun tercatat masuk di wilayah Palembang. "Karena rujukannya di sini (Palembang), jadi selisih informasi all report," imbuhnya.
Sejauh ini, pihaknya terus berusaha aktif melakukan tracing agar tidak ada penambahan kasus baru COVID-19. "Untuk masalah rumah sehat Jakabaring tidak ada lagi, nanti rumah sakit lain akan menjadi tempat isolasi, tapi jika bisa di rumah kita arahkan di rumah," kata Fauziah.