Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Pespustakaan Sumsel (Dok: istimewa)

Intinya sih...

  • Pemerintah Provinsi Sumsel dorong program Pemberdayaan Masyarakat Gemar Membaca untuk tingkatkan TGM
  • Dinas Perpustakaan Sumsel upayakan peningkatan fasilitas perpustakaan dan mendekatkan perpustakaan ke masyarakat
  • Kerja sama dengan komunitas literasi, mobil perpustakaan keliling, dan pengadaan buku digital dilakukan untuk meningkatkan minat baca masyarakat

Palembang, IDN Times - Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan (Sumsel) mendorong upaya program Pemberdayaan Masyarakat Gemar Membaca untuk meningkatkan indeks Tingkat Kegemaran Membaca (TGM).

Pada 2023 silam, TGM Sumsel berada di urutan 30 dari 34 Provinsi di Indonesia dengan skor 64,15 poin. Hal ini menjadi catatan bagi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumsel agar terus mengupayakan inovasi peningkatan literasi lewat beragam program pemerintah.

"Kita tidak bisa mengharapkan masyarakat datang ke perpustakaan, karena ada keterbatasan jarak dan kesibukan yang makin tinggi. Kita mencari cara agar masyarakat dapat memperoleh akses ke perpustakaan," ungkap Kepala Dinas Perpustakaan Sumsel, M Zaki Aslam, kepada IDN Times, Sabtu (20/7/2024).

1. Bikin pojok baca demi dekatkan perpustakaan

Ilustrasi membaca di perpustakaan (unsplash.com/ Clay Banks)

Zaki menyebutkan, pihaknya berupaya peningkatan fasilitas perpustakaan mulai dari pengadaan buku baru hingga pendirian pojok baca. Tujuannya agar bisa memenuhi literasi mayarakat.

Dinas Perpustakaan Sumsel menyebut pihaknya tak bisa mengharapkan masyarakat datang ke perpustakaan daerah, mengingat adanya penurunan minat baca.

"Kita cari cara lain bagaimana mendekatkan perpustakaan itu ke tengah masyarakat. Salah satunya dengan membuat pojok baca ke desa-desa, kelurahan, dan tempat-tempat keramaian yang didatangi masyarakat," jelas dia.

2. Pengunjung perpustakaan hanya mahasiswa dan pelajar

perpustakaan daerah Sumsel (Dok: istimewa)

Keterbukaan informasi yang saat ini dapat diakses masyarakat dari seluruh kalangan membuat orang-orang mulai malas datang ke perpustakaan daerah. Pemprov Sumsel mengupayakan pelayanan perpustakaan mendekat ke tempat yang diatangi masyarakat.

"Kita dorong pelayanan mendekat ke masyarakat, mudah-mudahan tingkat kegemaran membaca meningkat. Selain itu kita juga harus meningkatkan koleksi buku dan pustakawan kita," jelas dia.

Dalam satu hari, Zaki menyebut masyarakat yang datang ke perpustakaan daerah hanya berkisar 100 pengunjung. Mereka yang datang ke perpustakaan adalah orang-orang yang memiliki kepentingan untim mengakses buku di Perpusda.

"Kebanyakan mereka yang datang mengakses koleksi Perpusda adalah mahasiswa dan pelajar. Untuk mengharapkan masyarakat datang dengan sendirinya sulit," jelas dia.

3. Buat pojok desa di lokasi pelayanan publik

ilustrasi seorang mahasiswi di perpustakaan (unsplash.com/Eliabe Costa)

Selain itu, pihaknya juga terus melakukan kerja sama komunitas literasi untuk mengedukasi masyarakat mengenai Pemberdayaan Masyarakat Gemar Membaca.

"Maka dari itu untuk membumikan perpustakaan pada 2024, kita bekerja sama membuat pojok baca di lokasi-lokasi pelayanan publik bekerja sama Polda dan Imigrasi," jelas dia.

Sedangkan untuk di desa-desa, pihaknya telah menyiapkan delapan pojok desa. Sayangnya Pojok Baca Desa belum ditentukan.

"Kita juga punya mobil perpustakaan keliling untuk mengakses ke sekolah dan perguruan tinggi," jelas dia.

4. Transformasi ke buku digital

Potret Philologische Library, Berlin-Jerman (google.com/maps/Philologische Bibliothek der Freien Universität Berlin)

Zaki menambahkan, pihaknya mengupayakan pengadaan buku-buku digital untuk memudahkan masyarakat. Hanya saja dirinya mengakui jika transformasi digital tersebut dipengaruhi keuangan daerah.

"Ada buku digital, konvensional juga ada. Kita upayakan kerja sama ke penerbit buku-buku yang sudah bisa digitalisasi," tutup dia.

Editorial Team