Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ajang balap ketek di Muba. (Dok. Pemkab Muba)
Ajang balap ketek di Muba. (Dok. Pemkab Muba)

Intinya sih...

  • Sebanyak 56 perahu ketek nelayan melaju kencang dalam Balap Ketek Bajemo Open Race Season III yang dibuka langsung oleh Bupati Muba, Toha Tohet.

  • Balap Ketek adalah bagian dari identitas budaya masyarakat bahari Muba, sekaligus sarana membangkitkan kembali pola kehidupan bahari masyarakat nelayan.

  • Ajang ini juga mengingatkan pentingnya menjaga kelestarian Sungai Musi sebagai sumber kehidupan dan menjaga Sungai Musi dari praktik illegal fishing

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Musi Banyuasin, IDN Times -Jika di Kota Palembang dan sekitarnya terkenal dengan perahu Bidar, maka di tepian Sungai Musi Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) juga ada lomba adu cepat perahu serupa bernama Balap Ketek. Kompetisi yang paling ditunggu-tunggu masyarakat ini selalu dirayakan bertepatan dengan momen HUT ke-80 RI.

Perahu ketek Muba adalah perahu bermesin yang digunakan sebagai alat transportasi di Sungai Musi. Tak heran jika perahu ketek berfungsi sebagai identitas budaya bahari masyarakat setempat.

1. Masyarakat antusias saksikan balap ketek

Bupati Muba saat membuka Balap Ketek Bajemo Open Race Season III. (Dok. Pemkab Muba)

Setiap tahunnya, Balap Ketek menjadi ajang kompetisi meriah dan selalu sukses digelar. Seperti yang terlihat di Dusun III Desa Lumpatan II, Kecamatan Sekayu pada Senin (25/08/2025). Riuh sorak penonton menggema di sepanjang aliran Sungai Musi.

Sebanyak 56 perahu ketek nelayan melaju kencang dalam Balap Ketek Bajemo Open Race Season III yang dibuka langsung oleh Bupati Muba, Toha Tohet. Ribuan warga tumpah ruah di tepian Sungai Musi, menjadikan balap ketek tak sekadar perlombaan, melainkan pesta rakyat sekaligus simbol persatuan.

2. Identitas budaya masyarakat bahari Muba

Ilustrasi nelayan menangkap ikan. (IDN Times/Dhana Kencana)

Bupati Muba, Toha Tohet mengatakan, Balap Ketek adalah bagian dari identitas budaya masyarakat bahari Muba, sekaligus sarana membangkitkan kembali pola kehidupan bahari masyarakat nelayan. Ajang ini juga mengingatkan pentingnya menjaga kelestarian Sungai Musi sebagai sumber kehidupan.

“Saya berharap kegiatan ini terus berlanjut dan ditingkatkan di masa mendatang. Kepada peserta, raihlah prestasi dengan semangat sportivitas, dan kepada penonton mari kita jaga ketertiban serta keselamatan dalam menyaksikan perlombaan ini,” ujarnya.

3. Ajang sosialisasi menjaga Sungai Musi dari praktik illegal fishing

Ilustrasi nelayan mencari ikan. (FOTO: IDN Times/ Agung Sedana)

Menurutnya, Balap Ketek bukan hanya hiburan rakyat, tetapi juga media sosialisasi pentingnya menjaga Sungai Musi dari praktik illegal fishing, demi kelestarian alam dan keberlanjutan kehidupan nelayan.

"Sebagai daerah yang dikenal sebagai lumbung ikan air tawar, Muba terus berkomitmen melestarikan budaya bahari dan tradisi masyarakat nelayan. Melalui event balap ketek ini, semangat gotong royong, sportivitas, dan kebersamaan kembali hidup, sekaligus menjadi cara kreatif masyarakat Muba dalam merayakan kemerdekaan," ungkap Toha.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team