Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) mulai dilaksanakan pada Senin (6/1/2025). (IDN Times/Trio Hamdani)
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) mulai dilaksanakan pada Senin (6/1/2025). (IDN Times/Trio Hamdani)

Intinya sih...

  • Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Sumsel berpotensi meredam stunting dengan konsistensi penyedia dapur dan komposisi gizi seimbang.

  • Anggaran Rp8-10 ribu per porsi menjadi tantangan bagi penyedia dapur, namun ahli gizi bertanggung jawab memantau komposisi menu MBG.

  • Komposisi gizi seimbang dalam satu menu MBG mencakup makanan pokok, sayur-sayuran, lauk pauk, dan buah-buahan untuk kebutuhan satu kali makan dalam sehari.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Palembang, IDN Times - Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang ditarget Presiden RI Prabowo Subianto bisa menurunkan angka stunting (tengkes) di sejumlah wilayah Indonesia sebenarnya mampu terealisasi. Asal dalam pelaksanaan dan penyaluran program tersebut berjalan konsisten, serta penyedia dapur berkomitmen memberikan komposisi gizi seimbang terhadap semua menu yang akan dibagikan.

"Untuk memenuhi gizi seimbang, gizi harian, memang harus mengonsumsi makanan dengan perhitungan tepat. Sehingga gizi seimbang dan terpenuhi dari satu kali makan (MBG)," kata ahli gizi sekaligus Ketua Asosiasi Dietsien Indonesia (ASDI) Sumatra Selatan (Sumsel), Yenita kepada IDN Times, Minggu (12/10/2025).

1. MBG bisa tekan stunting asal perhitungan gizi tepat

Tumpukan menu MBG yang disajikan kepada para siswa. IDN Times/Riyanto.

Menurutnya, potensi MBG mampu meredam angka stunting di sejumlah wilayah bisa dimulai dengan konsistensi penyedia dapur atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di tiap kecamatan/kota memenuhi komposisi gizi satu kali makan sesuai kebutuhan harian. Seimbang, kata Yenita, meliputi keseimbangan penyajian.

Yakni, mencakup kandungan karbohidrat, protein hewani, protein nabati, lemak, vitamin dan mineral yang disediakan untuk satu porsi MBG. Termasuk tersedia sayu dan buah-buahan, sehingga menu MBG terhidang sehat dan sempurna.

"MBG ada program untuk ibu hamil dan anak balita juga, nah kuncinya di gizi seimbang dalam satu kali makan. Kalau ini (gizi seimbang) konsisten dan tepat perhitungannya (gizi) bisa membantu untuk menekan stunting. Karena MBG banyak kandungannya, tetapi kalau tidak (gizi seimbang) hasilnya kurang efektif membantu (memenuhi gizi) penerima manfaat," jelas dia.

2. Sajian seimbang belum tentu bisa memenuhi kebutuhan gizi harian

Wakil Wali Kota Palembang Prima saat meresmikan dapur MBG wilayah Gandus (Dok. Kominfo Palembang)

Melihat anggaran yang ditetapkan pemerintah dengan hanya Rp8-10 ribu per porsi untuk melengkapi semua gizi dalam satu porsi makanan, Yenita mengaku ada tantangan bagi penyedia dapur untuk konsisten. Tetapi lanjutnya, semua itu bisa dilakukan (gizi seimbang) maksimal asal takaran gizi dalam setiap porsi tidak dikurangi.

Tantangan tersebut kata dia, menjadi tanggung jawab ahli gizi dari setiap SPPG yang sudah dibangun. Tugas ahli gizi memang untuk memantau komposisi dalam menu MBG sudah seimbang atau belum dari berapapun anggaran yang ada. Arti seimbang tegas Yenita, semua terkandung dalam satu kali makan, mencakup karbohidrat protein dan lainnya.

"Yang penting penyajiannya tetap dalam pola makanan seimbang, dengan anggaran itu sebenarnya masih bisa untuk mencukupi (sajian gizi seimbang). Bukan mencukupi gizinya seimbang, tapi bisa untuk takaran menunya. Kalau untuk mencukupi kebutuhan gizinya itu belum tentu bisa karena kebutuhan setiap orang berbeda-beda," katanya.

3. Sumsel punya 408 SPPG yang tersebar di kabupaten/kota

Kotak Nasi program MBG (Dokumentasi Pribadi, 2025).

Dia menjelaskan rata-rata perhitungan gizi seimbang dalam satu menu MBG yakni ⅓ piring makanan pokok, ⅓ piring sayur sayuran, ⅙ piring lauk pauk, ⅙ piring buah buahan. Porsi tersebut merupakan kebutuhan satu kali makan dalam sehari. Komposisi itu lanjut Yenita, berdasarkan konsep gizi seimbang sesuai program "Isi Piringku"

"Poinnya, program ini lebih untuk meningkatkan agar anak sekolah tidak jajan sembarangan. Tetapi untuk kebutuhan gizi, belum tentu. Karena ini, diberikan (makanan bergizi) saat makan siang. Bagaimanapun, ada dampak positifnya untuk masyarakat dari program MBG," jelas dia.

Sementara berdasarkan data yang diterima IDN Times dari penanggung jawab Badan Gizi Nasional (BGN) di Sumsel, per September 2025 tercatat sudah ada 1.303.146 penerima manfaat program MBG dari total 408 SPPG yang tersebar di kabupaten/kota.

4. Pedagang kantin sekolah sebut tak ada penurunan penjualan meski ada MBG

Ilustrasi siswa SD menikmati menu MBG (Foto: IDN Times/Halbert Caniago)

Sementara kata Ranti, salah satu penjual di kantin SMP Negeri Palembang menyampaikan, dampak MBG secara umum tidak berpengaruh terhadap pendapatan harian berjualan di sekolah. Sebab meski ada MBG, para siswa tetap membeli dagangan dan jajan seperti biasa di jam istirahat. Apalagi sekolah sekarang, jam istirahat berlangsung 2 kali.

"Mereka sekolah dari jam 7 pagi sampai 3 sore. Istirahat dua kali, jam 10 sam jam 1 siang, masih ada yang jajan. Kalau kata anak-anak ada yang bilang karena makanan MBG gak bikin kenyang dan kadang mood-nya lagi gak selera makan, pilihannya ya jajan," katanya.

Sementara membahas soal adakah informasi diterima pengelola kantin sekolah soal kerja sama untuk menyediakan menu MBG kepada para murid, hingga sekarang tidak pernah ada tawaran tersebut, baik dari sisi sekolah dan penyedia dapur.

"Gak ada, ya berjalan seperti biasa aja. Jualan ya jualan, MBG ya MBG," ujar Ranti.

Editorial Team