Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Masuki Pancaroba, BMKG Sumsel Ingatkan Cuaca Akan Lebih Panas

Ilustrasi sinar matahari menyinari pohon (Freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Sumatra Selatan memasuki masa pancaroba dari musim hujan ke kemarau
  • Pancaroba ditandai dengan turunnya kelembapan udara, minimnya awan, dan perubahan cuaca yang cepat
  • Peningkatan suhu udara harian menyebabkan jeda hujan memanjang, masyarakat diimbau waspada terhadap cuaca ekstrem

Palembang, IDN Times - Sumatra Selatan kini memasuki masa pancaroba atau transisi dari musim hujan ke kemarau. Bulan Mei ditandai sebagai penghujung musim hujan sebelum wilayah ini berlangsung masuk ke musim kemarau pada Juni 2025.

"Kondisi pancaroba ditandai dengan turunnya kelembapan udara (lebih sedikit uap air untuk menyerap dan memantulkan panas). Kondisi ini juga menyebabkan minimnya pembentukan awan yang biasanya melindungi dari radiasi matahari langsung," ungkap Koordinator BMKG Sumsel, Wandayantolis, Senin (5/5/2025).

1. Kondisi cuaca dapat berubah suatu waktu

Ilustrasi Matahari (Unsplash.com/Brano)

Wandayantolis menjelaskan, musim panas akan masuk secara bertahap. Pada masa transisi tersebut, kondisi curah hujan akan mulai menurun dibanding pada saat musim hujan.

"Pola cuaca pada masa pancaroba juga cenderung berubah dengan cepat. Pemanasan intensif pada pagi hari bisa memicu pembentukan sistem konvektif kuat di siang hingga sore hari. Hal ini dapat menyebabkan angin kencang, puting beliung bahkan hujan es," jelas dia.

2. Suhu udara akan terasa lebih menyengat

ilustrasi cuaca panas (pexels.com/Khanh Le)

Pada fase pancaroba tersebut akan diikuti dengan peningkatan suhu udara harian. Hal ini ditandai dengan peningkatan puncak suhu udara maksimum yang akan terjadi dalam dua kali setahun yakni Mei-Juni dan September-Oktober setelah matahari bergerak semu melintasi wilayah Sumsel.

"Selama masa ini, jeda hujan akan memanjang menjadi 3–6 hari tanpa hujan (HTH). Saat HTH terjadi, suhu udara akan terasa lebih menyengat, akumulasi dari pelepasan panas yang tersebut di atas, dan juga karena," jelas dia.

3. Cuaca lebih panas masyarakat diimbau kurangi aktivitas di luar ruangan

ilustrasi minum air putih (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Wandayantolis mengimbau masyarakat Sumsel untuk mengindari terlalu lama beraktivitas di luar ruangan pada siang hari. Hal ini dilakukan untuk mencegah paparan suhu tinggi yang terjadi.

"Lalu gunakan pakaian pelindung dan tabir surya bila berada di luar. Mencukupi asupan air putih untuk mencegah dehidrasi. Waspada terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat mendadak dan angin kencang, khususnya pada siang hingga sore hari," jelas dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hafidz Trijatnika
Rangga Erfizal
Hafidz Trijatnika
EditorHafidz Trijatnika
Follow Us