Palembang, IDN Times - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI (Mendikbud), Nadiem Makarim, membuka Program Organisasi Penggerak (POP) atau Sekolah Penggerak yang didirikan Kemendikbud dengan tahapan proposal, seleksi, implementasi dan tahap integrasi.
Belakangan, program tersebut menimbulkan polemik setelah masukan dari NU, Muhammadiyah, dan PGRI, yang menilai POP Kemendikbud tersebut belum tepat sasaran. Padahal, Nadiem berencana POP sebagai pengembangan pendidikan di Tanah Air pada Januari mendatang.
Menanggapi hal tersebut, pengamat pendidikan Palembang, Lukman Haris menyampaikan, POP harus dievaluasi karena anggaran sebesar Rp567 miliar dinilai belum tepat dalam keadaan COVID-19.
"Dibandingkan fokus ke POP lebih baik atasi dulu kesulitan belajar siswa di kabupaten dan kota yang tidak bisa belajar daring," ujarnya, Rabu (29/7/2020).