Marzuki Alie Jabat Ketua Pembina Partai Demokrat Versi KLB
Palembang, IDN Times - Marzuki Alie menegaskan dirinya secara resmi akan memimpin Partai Demokrat hasil Kongres Luar Biasa (KLB) yang dilaksanakan di Deli Serdang, Sumatra utara (Sumut), Jumat (5/3/2020).
Mantan Ketua DPRD 2009-2014 ini menjelaskan, hasil keputusan KLB menolak kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai Ketua Umum PD Demokrat.
"Moeldoko Ketua Umum, saya sebagai Ketua Dewan Pembina. Ini adalah putusan kongres dan merupakan keputusan tertinggi," ungkap Marzukie Alie kepada IDN Times, Jumat (5/3/2021).
1. Marzuki dan Moeldoko susun langkah politik 2024
Marzukie menjelaskan, hasil KLB telah disahkan dan menjadi jalan partai ke depan. Sebagai Ketua Dewan Pembina, pihaknya mulai menyusun langkah untuk konstelasi politik tiga tahun mendatang.
"Saya dan Pak Moeldoko akan bergandeng tangan, untuk memenangkan PD di tahun 2024, termasuk memenangkan Pilpres," jelas dia.
2. Copot posisi SBY sebagai pimpinan Majelis Tinggi
Marzukie menambahkan, hasil KLB nantinya secara penuh akan membubarkan Majelis Tinggi (MT) yang selama ini dipimpin oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menurutnya, keputusan itu diambil karena MT dianggap tidak memiliki pengaruh terhadap tumbuh kembang partai.
"Maka dari itu Ketua MT kita cabut," jelas dia.
3. Penolakan kubu AHY diserahkan ke Moeldoko
Terkait penolakan dari kubu AHY, Marzuki menegaskan pihaknya tidak akan ambil pusing. Sejauh ini mereka menganggap sebagai pimpinan Partai Demokrat yang sah. Semua hal yang akan berlangsung setelah ini akan diserahkan sepenuhnya kepada Ketua Umum Partai Demokrat versi KLB.
"Sekarang terserah Ketua Umum saja," jelas dia.
4. Kubu AHY tolak hasil KLB
KLB Partai Demokrat kubu Moeldoko-Marzukie masih berlangsung. Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra menganggap KLB yang dilakukan oleh kelompok Moeldoko tidak sah.
Herzaku menegaskan, pihak-pihak yang hadir sebagai peserta KLB di Sumut hari ini dianggap sebagai kader pecatan dan mantan kader Partai Demokrat.
"Padahal kenyataannya yang hadir (KLB) bukanlah pemilik suara, melainkan hanya kader atau mantan kader yang dibuat seakan-akan pemilik suara sah dan mewakili kota, kabupaten, atau provinsi tertentu," kata Herzaky melalui keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Jumat (5/3/2021).
