Ilustrasi narkotika jenis sabu (Dok. IDN Times/Istimewa)
Dedi Mulyadi sempat menolak menerima Reyhan sebagai remaja yang perlu dibina. Pasalnya, yang bersangkutan berstatus sudah menikah dan tergolong dewasa. Permintaan itu dikabulkan Dedi Mulyadi, namun dirinya tidak menjamin yang bersangkutan akan lepas dari jerat narkoba jika nantinya kembali ke kampung halaman.
Reyhan yang hadir menemani ibunya menemui Dedi Mulyadi mengaku sudah menjadi pecandu narkoba sejak SMP. Dirinya mengaku diajak temannya untuk menggunakan narkoba secara cuma-cuma atau gratis untuk menahan lapar.
"Dikasih sabu bulan puasa, katanya biar gak lapar. Dari sana saya kecanduan dan beli sama dia," jelas Reyhan.
Dirinya mengakui, bahwa peredaran sabu di Lubuk Linggau sangat tinggi. Ia mendapatkan sabu tersebut langsung dari bandar meski tidak pernah bertemu langsung dan mengenalnya. Dalam sekali waktu mengonsumsi narkoba jenis sabu, Reyhan mengeluarkan uang Rp50.000-Rp100.000 hingga saat ini.
"Saya sudah setengah bulan gak memakai narkoba hingga dibawa ke sini. Kalau lagi gak pakai narkoba, dada saya panas dan gelisah," jelas dia.