Palembang, IDN Times - Ramainya kegiatan wisuda di tingkat PAUD, SD, TK, hingga SMA menuai polemik lantaran dianggap tak memiliki dampak bagi anak dan membebani orang tua. Iuran yang dibayarkan untuk melaksanakan perpisahan sekolah di gedung atau pun hotel dianggap sebagai sikap pemborosan dan menimbulkan dampak negatif.
Setiap anak tidak berasal dari satu kondisi ekonomi yang sama, ada yang mampu ada juga yang tidak. Acara perpisahan atau wisuda tersebut kerap menjadi ajang bisnis dan komersialisasi dalam pendidikan yang seharusnya tidak dilakukan.
"Sebenarnya perpisahan sudah ada sejak dari dulu. jaman saya sudah seperti itu. Tapi pada masa itu perpisahan tidak memberatkan anak dan orang tua. Di tengah kondisi ekonomi sulit seperti sekarang justru perlu menumbuhkan budaya sederhana, budaya dimana anak-anak kita tidak diajarkan untuk konsumtif," ungkap Pakar Pendidikan Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, Abdullah Idi kepada IDN Times, Rabu (7/5/2025).