Koperasi Merah Putih Paksa UMKM Palembang Melek Ekonomi Digital

- Koperasi Merah Putih didirikan sebagai motor penggerak ekonomi daerah dan UMKM di Palembang.
- Anggota koperasi mendapatkan pendampingan perbankan dalam penerapan keuangan digital dan layanan PPOB.
- Koperasi ini memberikan layanan konsultasi, edukasi, dan saran penggunaan aplikasi bagi pelaku UMKM serta menyediakan modal tambahan untuk bisnis.
Palembang, IDN Times - Koperasi Merah Putih yang merupakan program nasional Presiden Prabowo Subianto, diharapkan jadi motor penggerak ekonomi daerah hingga wilayah terluar Indonesia dan secara tak langsung mendorong pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) paham literasi keuangan serta pemanfaatan digital.
Apalagi diketahui, Koperasi Merah Putih mendapatkan pendampingan perbankan dalam penerapan keuangan digital melalui sistem keuangan Cash Management serta layanan PPOB (Payment Point Online Bank) yang memungkinkan anggota koperasi mengelola transaksi secara online dan real-time.
1. UMKM Palembang dapat pendampingan literasi keuangan perbankan

Menurut Yeni Hika, salah satu anggota Koperasi Merah Putih di Palembang, saat pertama bergabung di Koperasi Merah Putih Sukodadi, koperasi pionir di Palembang ini memberikan layanan konsultasi bagi UMKM jika ingin mengelola keuangan dan menyimpan dana secara aman.
"Ada mitra bank, setiap anggota akan diberikan edukasi dan saran penggunaan aplikasi setelah menjadi nasabah. Nanti setelah mendaftar dengan identitas diri KK dan KTP, selanjutnya menerima pendampingan (pengelolaan keuangan),” kata dia, Senin (21/7/2025).
2. Koperasi jadi rumah pertama menggerakkan ekonomi daerah

Rilis serentak seluruh Indonesia pada 21 Juli 2025, Koperasi Merah Putih Sukodadi Palembang diharapkan tak hanya menjadi pusat kegiatan ekonomi masyarakat, tetapi juga menjelma sebagai ruang belajar literasi keuangan bagi para pelaku UMKM.
Ketua RT sekaligus penggerak koperasi, Nanang Taat Suyudana menyampaikan, koperasi bukan sekadar tempat simpan pinjam atau penyedia barang kebutuhan pokok, melainkan wadah membangun kesadaran finansial masyarakat.
“Kami tanamkan bahwa koperasi adalah rumah pertama untuk membangun ekonomi daerah. Edukasi soal keuangan dan usaha menjadi hal vital dalam perjalanannya,” ujarnya.
3. UMKM harapkan memiliki modal tambahan setelah jadi anggota koperasi

Koperasi Merah Putih Sukodadi sudah memiliki 60 anggota, mayoritas merupakan pelaku usaha lokal seperti budidaya ikan dan jamur. Mereka telah mendapatkan pelatihan pengelolaan keuangan dasar, pencatatan usaha, hingga cara mengakses layanan perbankan.
Jhon, anggota Koperasi Merah Putih Sukodadi Palembang yang juga pengusaha jamur menambahkan, dari anggota aktif di koperasi ia berharap bisa mendapatkan modal tambahan untuk pengembangan bisnisnya. dirinya juga ingin bisnis jamur kian berkembang.
“Supaya bisnis ini lebih luas lagi. Proses hulu kita jaga saat ini dan akan terus ditambah tapi di hilirnya juga kita sudah pikirkan kedepannya agar jangan terpaku diproses hulunya saja,” kata dia,
4. Tercatat sudah ada 3 ribuan koperasi yang ada di Sumsel

Koperasi Merah Putih dibentuk melalui musyawarah desa dan sudah mengantongi legalitas berupa akta notaris. Selain untuk simpan pinjam, koperasi juga mulai menjalankan fungsi distribusi sembako murah yang sangat dibutuhkan warga.
Bagi warga sekitar yang ingin menjadi anggota koperasi cukup membayar Rp50 ribu sebagai biaya pendaftaran, lalu iuran bulanan Rp10 ribu. Siapa saja bisa bergabung dalam koperasi ini, terutama pelaku UMKM, dan cukup dengan menunjukkan KTP dan KK.
Total sudah ada 3.258 unit koperasi Merah Putih terbentuk di Sumatra Selatan (Sumsel), tersebar di seluruh desa dan kelurahan. Peluncuran nasional digelar serentak dengan 80 ribu koperasi lainnya di seluruh Indonesia. Adanya program ini, pemerintah optimis bisa memperkuat ketahanan ekonomi desa dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat.