Cerita relawan kebencanaan di Sumsel dalam Proses evakuasi (IDN Times/Foto Narsum:Arindi)
Pengalaman Arindi sebagai relawan kebencanaan membawa banyak cerita yang menarik. Tak jarang dirinya harus mengalami kejadian mistis, seperti yang terjadi saat menyelamatkan pendaki di Gunung Dempo yang jatuh ke kawah. Saat itu, heboh laporan mengenai seorang pendaki terjatuh ke kawah usai swafoto di puncak gunung setinggi 3.159 meter dari permukaan laut (MDPL).
Dirinya bergerak bersama tim SAR untuk melakukan penyelamatan. Arindi mencatat proses evakuasi harus memakan waktu tiga hari. Hari pertama evakuasi mengharuskan tim turun sekitar 150 meter ke kawah hanya untuk mengobservasi titik korban terjatuh. Timnya pun harus menambah tali tambahan 200 meter menjadi 300 meter.
"Pada hari kedua ini yang sedikit mistis, tetapi mungkin hanya perasaan saya saja. Saat saya panggil namanya (korban) sempat melihat ke saya, setelah itu 15 kali saya panggil dia sudah tidak menanggapi. Saya pikir apa dia kerasukan. Sehingga saya meminta satu orang dari puncak untuk turun menemani saya di bawah," kenang Arindi.
Sebelum proses penjemputan korban, dirinya memilih berdoa agar dikuatkan dalam proses evakuasi. Saat turun ke lokasi korban, Arindi melihat banyak darah dari kain yang digunakan korban untuk mengelap luka-lukanya.
Kedua relawan sempat tak berani menegur korban yang hanya diam mematung. Rekannya berinisiatif memberikan sentuhan di punggung untuk menyadarkan korban, hingga membuat ketiganya sama-sama terkejut.
Dengan halusinasi, korban berucap kepada para relawan jika dirinya ditemani tiga orang pendaki selama menunggu tim relawan. Padahal menurut Arindi, hanya ada korban di dalam kawah tersebut.
"Setelah korban kita berikan pertolongan pertama, kita beri makan. Kita mulai ajak untuk naik. Korban menyodorkan rokok, katanya diberi teman yang bersamanya di bawah. Saya kaget secara logika tidak mungkin ada orang di bawah kawah, tapi rokoknya ada," ujar dia.
Baru beberapa langkah proses naik ke punggungan bukit, mereka dikagetkan lagi dengan cuaca yang tiba-tiba berkabut. Korban sempat menunjukan air minum ia konsumsi selama berada di kawah.
"Setelah kita lihat ternyata air belerang. Kita makin merasa mistis, karena korban bilang itu air yang diambil bersama teman-temannya selama di kawah," ungkap Ketua Balai Registrasi Gunung Merapi Dempo (Brigade) tersebut.