Karena berkecimpung dalam dunia talasemia, Nurbaiti banyak bertemu dengan pasien dan orangtuanya. Nurbaiti pun bergabung dengan Perhimpunan Orang Tua Penyandang Thalasemia Indonesia (POPTI) Sumsel.
Dari sini juga Nurbaiti banyak berbagi ilmu dan akhirnya terpilih sebagai Ketua POPTI pada tahun 2023. Nurbaiti ingin terus memberikan ilmunya kepada para orangtua dan penyandang talasemia, baginya ilmu dan pengetahuan harus dibagikan untuk saling menguatkan.
"Sumsel menjadi penderita talasemia dengan pertumbuhan cepat. Sumsel menjadi penyumbang kasus talasemia terbesar di Pulau Sumatra," jelas dia.
Dari data POPTI Sumsel per Agustus 2023, jumlah penderita Talasemia mencapai 474 orang dengan total 339 orang yang rutin melakukan transfusi. Mereka yang menjalani transfusi kebanyakan adalah anak-anak dari rentang umur 1-17 tahun sebanyak 212 orang, selebihnya 127 orang merupakan sudah berusia dewasa. Sebagaimana fenomena gunung es, jumlah tersebut diyakini ada yang belum terdata.
"Paling banyak pasien berada di kota Palembang di urutan pertama dengan total 157 orang. Sisanya menyebar rata di kabupaten dan kota se-Sumsel," ungkap dia.
Sejauh ini penyandang talasemia harus melakukan diagnosa ke rumah sakit tipe A yang ada di ibu kota provinsi. Masih belum ada RS di daerah yang dapat mendiagnosa pasien talasemia di daerah karena keterbatasan dokter Hematologi. Sedangkan untuk perawatan transfusi RS di daerah biasanya sudah dapat membantu proses tersebut.
"Untuk diagnosa awal memang perlu ke RSMH Palembang, karena RS di daerah biasanya hanya melayani pemeriksaan darah HB, trombosit, dan leukosit saja. Jika transfusi saja bisa di daerah, sedangkan obat tetap harus di RSMH Palembang," jelas dia.
RSMH merupakan rumah sakit utama di wilayah Sumsel yang menangani pasien Talasemia setelah RSCM. Banyak pasien dari wilayah Sumbagsel yang harus datang ke RSMH untuk memeriksakan dirinya.
"Pasien dari Bengkulu dan Jambi juga harus ke RSMH Palembang," jelas dia.
Adapun bagi penderita talasemia saat ini tidak perlu lagi menjalani rawat inap di RS karena semua proses transfusi dapat dilakukan dengan cepat dan mudah.
"Kalau hasil HB keluar, kita bantu untuk mengurus berkasnya sampai ke proses transfusi. Sekarang cukup rawat jalan saja. Para pasien tidak perlu lagi menunggu lama dan bisa bekerja, sekolah kembali, ataupun beraktivitas seperti biasa," jelas dia.