Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Kisah Dafi Tuntut Ilmu Sekolah Filial di Balik Jeruji Besi

Sekolah Filial LPKA Klas 1 Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Palembang, IDN Times - Rerimbunan pohon dan kursi batu alam sekolah filial jadi saksi bisu, masih ada harapan-harapan baik dari anak-anak yang tengah dibina di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Klas 1 Palembang. Salah satunya adalah Dafi, seorang anak berhadapan dengan hukum (ABH) yang kini dibina di LPKA Klas 1 Palembang.

Semangat mereka kembali belajar meski dalam kurungan, jadi bukti bahwa keinginan menggapai cita dan asa positif kian kuat. Pernah berhadapan dengan hukum, jadi pengalaman berharga bagi mereka tak lagi mengulang masa kelam tersebut. Setiap Senin hingga Jumat, antusias anak binaan LPKA meraih ilmu pun disambut gembira. Tujuannya, mereka mau berubah lebih baik dan tidak ingin kembali ke jeruji besi.

1. Sekolah filial LPKA Klas 1 Palembang jadi tempat menata kehidupan baru

Sekolah Filial LPKA Klas 1 Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Meski pernah membuat kesalahan, senyum tulus dan tatapan fokus Muhammad Dafi Putra Pratama tampak jelas. Semangatnya ingin terbebas dari jeratan hukum dan menata kembali jalan kehidupan yang sempat pupus akibat kesilapan masa lalu.

"Saya masih ada cita-cita keluar dari sini, kuliah dan punya usaha," kata Dafi saat bertemu IDN Times di halaman Sekolah Filial LPKA Palembang awal Februari 2025.

Dafi tak memungkiri, dirinya memendam sesal yang besar karena harus menyelesaikan proses hukum di tempat binaan anak. Kini, dia berusaha ikhlas menjalani seluruh proses. Kira-kira tiga tahun lagi, Dafi baru bisa bebas menghirup udara segar di luar LPKA.

2. Sekolah Filial di dalam penjara pertama di Indonesia

Sekolah Filial LPKA Klas 1 Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)
Sekolah Filial LPKA Klas 1 Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Sekolah Filial Palembang di LPKA Klas 1 merupakan organisasi pendidikan perdana Indonesia yang berada dalam lokasi binaan ABH. Sejak 2016, ratusan anak melanjutkan dan menuntaskan kegiatan belajar mereka di sini.

Tahun ini, tercatat ada 58 siswa yang tergabung. Mereka juga nantinya mendapatkan ijazah kelulusan setara dengan sekolah induk. Terdata ada 13 siswa SD, kemudian 20 orang siswa binaan SMP dan untuk SMA berjumlah 25 orang.

Setelah lulus, mereka akan mendapatkan ijazah sekolah induk dari SD Negeri 25, SMP Negeri 22, dan SMA Negeri 11 Palembang.

Cerita Dafi di sekolah filial, ia kesulitan menerima pelajaran kimia. Sebab, sebelumnya ia bersekolah di sekolah kejuruan perhotelan negeri Palembang. Ketika jadi anak binaan LPKA, Dafi harus mengulang pelajaran dari kelas 1 tingkat SMA.

"Saya di sini (LPKA) dari 2022 bulan Desember, mulai sekolah lagi awal 2023. Sebelum masuk (LPKA) sudah mau lulus (SMK), karena kemarin masuk ke sini sedang magang di hotel," jelasnya.

3. Sekolah Filial LPKA Palembang, asa siswa yang sempat putus sekolah

Sekolah Filial LPKA Klas 1 Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)
Sekolah Filial LPKA Klas 1 Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Dafi terang-terangan mengaku, alasannya harus terkurung di LPKA karena kasus hukum yang menyebabkan seseorang tewas. Dia bertekad kesalahan masa lalunya itu tidak akan kembali terulang. Dafi berkomitmen untuk taubat dan ingin memohon maaf langsung terhadap keluarga korban setelah keluar.

Namun kata dia, untuk memebus semua kekhilafanya, ia wajib membayar dengan nilai kelulusan sekolah terbaik dari Sekolah Filial Palembang dan membuktikan, bahwa dia mampu meraih cita-cita yang sempat hancur.

"Belajar lagi mengulang jadi kelas 1 SMA, yang semestinya sebentar lagi lulus waktu itu (sebelum kejadian masuk LPKA. Setelah keluar, kalau masih bisa mau kuliah poltekpar dan jadi pengusaha ternak ikan lele," jelas dia.

Selama berada di LPKA, kegiatannya selain bersekolah juga aktif di masjid untuk membantu karyawan di sana, jadi bagian rohis dan belajar agama lebih banyak. Ia pun sering menjaga kolam ikan lele. Karena kebetulan kata Dafi, dia sangat menyukai budidaya perikanan sebagai modal keluar dari LPKA untuk jadi pengusaha ikan.

4. Guru di sekolah filial LPKA Klas 1 Palembang menyukai antusias siswa belajar

Sekolah Filial LPKA Klas 1 Palembang (IDN Times/Feny Maulia Agustin)

Ada sekitar lima ruangan kelas di sekolah filial LPKA Palembang. Tiap kelas terbagi pembelajaran sesuai tingkatan. Mulai dari SD dan SMA. Tak hanya pelajaran teori yang mereka dapatkan, siswa di sini juga menerima praktik multimedia digital.

Penerapan penggunaan komputer sebagai dasar belajar, diharapkan bisa menjadi modal dan kemampuan tambahan bagi siswa. Salah satu praktik yang diajarkan adalah bagaimana cara membuat desain program menggunakan komputer.

Selain ruang kelas, ada juga perpustakaan terpusat di sekolah filial LPKA Klas 1 Palembang. Kemudian, tempat olahraga bagi siswa. Setiap Senin-Jumat, siswa di sini masuk jam 06:30 WIB dan pulang jam 10:00-12:00 WIB.

Pengajar di sekolah ini, merupakan guru-guru dari sekolah induk. Sebagian lainnya, ada juga dari guru magang yang merupakan mahasiswa perguruan tinggi di Sumatra Selatan (Sumsel).

Menurut cerita Kepala LPKA Klas 1 Palembang Ipka Edward Hadi, tenaga pendidik di sekolah filial banyak yang merasa lebih nyaman mengajar di sini, ketimbang di sekolah induk. Alasannya, karena siswa di LPKA Klas 1 Palembang lebih semangat dan memiliki antusias besar untuk belajar.

"Malah banyak guru curhat, kalau seneng ngajar di sini. Karena situasinya beda, lebih tenang dan siswanya memang mau belajar bukan karena dipaksa," kata dia.

Harapan ke depan, semoga makin banyak sekolah filial yang berlokasi dalam LPKA daerah lain. Selain untuk mendorong binaan LPKA menyelesaikan pendidikan, mereka yang berada dalam jeratan jeruji besi bisa mendapatkan pembelajaran psikologis dari lingkungan sekolah dam tenaga pendidik, serta menekan jumlah anak putus sekolah.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Feny Maulia Agustin
Hafidz Trijatnika
Feny Maulia Agustin
EditorFeny Maulia Agustin
Follow Us