Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi perubahan cuaca ( photo by Francisco Ungaro/Pexels)

Intinya sih...

  • Hujan dengan intensitas sedang-tinggi masih terjadi

  • Potensi hujan turun tiba-tiba masih dapat terjadi

  • Kondisi dinamika atmosfer di Sumsel

Palembang, IDN Times - Wilayah Sumatra Selatan (Sumsel) mulai memasuki masa transisi menuju musim kemarau. BMKG mencatat masa adanya penurunan curah hujan dengan kategori di bawah 50 milimeter di sebagian besar wilayah dengan Hari Tanpa Hujan (HTH) tertinggi terjadi di Muara Enim selama 19 hari.

"Meski hujan mulai menurun, potensi hujan tiba-tiba yang disertai petir dan angin kencang masih bisa terjadi di beberapa wilayah," ungkap Kepala Stasiun Klimatologi Kelas 1 Sumsel, Wandayantolis, Selasa (1/7/2025).

1. Hujan dengan intensitas sedang-tinggi masih terjadi di sebagian wilayah

ilustrasi iklim dan cuaca ekstrem (pexels.com/Tom Nolan)

Wandayantolis mengatakan, sebagian wilayah Muara Enim, Prabumulih, OKU, OKU Timur, OKU Selatan, Lahat, Pagar Alam, Musi Rawas, Musi Rawas Utara, Lubuk Linggau, Musi Banyuasin masih mengalami hujan dengan intensitas hujan dan sedang mulai 50-150 milimeter. Sedangkan sebagian kecil OKU Selatan masih berada pada kategori hujan tinggi mencapai 150-300 milimeter.

"Sejauh ini curah hujan tertinggi terpantau di Pos Hujan Pajar Bulan, Lahat sebesar 276 milimeter," ungkap dia.

Selain itu, HTH mulai meningkat di beberapa daerah. Di Muara Enim, HTH terpanjang terpantau hingga 19 hari berturut-turut. Beberapa wilayah lain, termasuk Musi Banyuasin dan Palembang, berada pada kategori HTH pendek 6-10 hari.

"Peluang hujan di sebagian besar wilayah Sumatera Selatan diprediksi akan turun pada dasarian I Juli (Siklus 10 hari) mendatang," jelas dia.

2. Potensi hujan turun tiba-tiba masih dapat terjadi

cuplikan suasana hujan di kampus usu(instagram.com/potretusu)

Disisi lain Wandayantolis mengungkapkan, sebagian besar wilayah Sumsel diprediksi akan mengalami curah hujan rendah pada awal Juli 2025, dengan peluang lebih dari 60 persen. Namun, sejumlah wilayah seperti bagian barat Muratara, tengah Musi Rawas, timur laut Lubuk Linggau, tengah Musi Banyuasin, selatan Lahat dan Muara Enim, timur Pagar Alam, serta wilayah selatan hingga barat OKU dan sebagian besar OKU Selatan diperkirakan masih berpeluang mengalami curah hujan menengah, dengan peluang lebih dari 40 persen.

"Dengan potensi itu masih akan terjadi hujan secara tiba-tiba. Masyarakat diimbau untuk menjaga sanitasi lingkungan sekitar tempat tinggalnya," jelas dia.

3. Kondisi dinamika atmosfer di Sumsel

Ilustrasi Aroma Hujan dan Janji yang Tertunda (pixabay.com/EyeEm Mobile GmbH)

Hasil pemantauan BMKG pada dasarian II Juni 2025 menunjukkan bahwa Indeks Indian Ocean Dipole (IOD) dan El Nino Southern Oscillation (ENSO) berada dalam fase netral. Kondisi ini diperkirakan akan bertahan hingga semester kedua tahun ini.

Selain itu, fenomena Madden Julian Oscillation (MJO), yang biasanya memengaruhi pola hujan, saat ini belum aktif dan diperkirakan masih tidak aktif hingga akhir dasarian III Juni. Namun, MJO diprediksi mulai aktif kembali di fase 7 atau wilayah Pasifik pada awal dasarian I Juli 2025.

“Aliran angin di sebagian besar wilayah Indonesia didominasi angin timuran. Di sekitar wilayah Sumatra, terpantau adanya belokan angin dan pusat tekanan rendah di perairan barat Sumatera serta barat Kalimantan," jelas dia.

Editorial Team