Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kemenhut Catat Lahan Terbakar di Sumsel Tembus 5.264 Ha Hingga Oktober
Ilustrasi karhutla di Sumsel (IDN Times/Rangga Erfizal)

Intinya sih...

  • Kepala Balai Pengendalian Kebakaran Hutan mencatat luasan lahan terbakar di Sumsel mencapai 5.264,2 ha hingga Oktober 2025.

  • Lahan mineral menjadi yang terluas dengan 4.882,7 ha, sementara lahan gambut terbakar sebanyak 381,6 ha.

  • Fluktuasi luas karhutla di Sumsel dalam tiga tahun terakhir menunjukkan peningkatan signifikan dari tahun ke tahun.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Palembang, IDN Times - Kepala Balai Pengendalian Kebakaran Hutan Kementerian Kehutanan, Ferdian Kristanto, menyebutkan luasan lahan terbakar di Sumsel meningkat dibandingkan dua bulan lalu. Peningkatan signifikan terjadi pada September hingga Oktober, sehingga total area yang terbakar sepanjang Januari–Oktober 2025 mencapai 5.264,2 hektare (ha).

Berdasarkan data sebelumnya, total lahan terbakar pada Januari–Agustus tercatat mencapai 2.935 ha. Angka ini meningkat sekitar 2.329 ha seiring masuknya puncak musim kemarau, yang memicu lonjakan kejadian kebakaran lahan di Sumsel.

"Peningkatan luasan lahan terbakar dapat disebabkan oleh kejadian kebakaran yang terjadi pada medio Oktober, atau karena citra satelit pada bulan-bulan sebelumnya lebih jelas sehingga menambah akurasi pencatatan luasan," ungkap Ferdian, Jumat (14/11/2025).

1. Masih ada anomali, Manggala Agni waspada hingga akhir November

Proses pemadaman karhutla di Sumsel (Dok: Manggala Agni)

Ferdian mencatat, jumlah luasan lahan yang terbakar terdiri dari lahan mineral dan gambut. Untuk gambut terbakar sebanyak 381,6 ha sedangkan lahan mineral menjadi yang terluas 4.882,7 ha.

Tercatat ada delapan wilayah di Sumsel yang mengalami luasan karhutla tertinggi di tahun ini seperti, Ogan Komering Ilir (OKI) 1.293,2 ha, Musi Banyuasin (Muba) 960,4 ha, Ogan Ilir (OI), 654,8 ha, Ogan Komering Ulu (OKU) 629,7 ha. Lalu Musi Rawas (Mura) 369,6 ha, Musi Rawas Utara (Muratara), 298,6 ha, Ogan Komering Ulu Selatan (OKUS) 259,0 ha dan Empat Lawang 214,7 ha.

"Manggala Agni masih akan terus melaksanakan patroli pencegahan sampai Desember nanti, dikarenakan potensi anomali seperti yang saat ini terjadi di Riau yang mengharuskan dilakukan operasi pemadaman di Kampar, Indragiri Hilir, dan Hindragiri Hulu, Pelalawan, Siak dan Bengkalis yang dikerjakan oleh Manggala Agni bersama satgas lainnya," jelas dia.

2. Fluktuasi kebakaran lahan di Sumsel

Proses pemadaman api karhutla (IDN Times/BPBD Sumsel)

Secara umum, luas karhutla di Sumsel mengalami fluktuasi dalam tiga tahun terakhir. Pada 2023, total karhutla tercatat 4.162,3 ha, terdiri dari 3.027,4 ha lahan mineral dan 1.135 ha lahan gambut.

Tahun 2024 mengalami penurunan signifikan menjadi 3.160,3 ha, dengan rincian 1.796,3 ha lahan mineral dan 1.364 ha lahan gambut. Bahkan dalam tiga tahun terakhir, kebakaran di lahan mineral konsisten lebih luas dibandingkan lahan gambut. Meski luasannya cenderung menurun, dampak karhutla tetap terasa, terutama saat puncak musim kemarau.

3. Water Bombing masih lakukan patroli di Sumsel hingga akhir November

Proses water bombing oleh tim satgas Udara Karhutla Sumsel (IDN Times/Rangga Erfizal)

Diberitakan sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperpanjang penggunaan Helikopter Water Bombing (WB) dan Helikopter patroli untuk penanganan Karhutla di Sumsel. Dari lima helikopter yang sebelumnya disiapkan, tiga diantaranya ditarik kembali menyisakan dua Helikopter yang standby mengatasi karhutla hingga 30 November 2025.

"Saat ini tinggal dua helikopter yang standby di Sumsel. Satu patroli, satu water bombing. Keduanya akan beroperasi sampai masa siaga darurat berakhir," ungkap Kabid Penanganan Darurat BPBD Sumsel, Sudirman, Jumat (7/11/2025).

Sudirman menjelaskan, dua helikopter yang ada akan diprioritaskan menyisir area dengan risiko karhutla yang tinggi di Sumsel. Adapun wilayah rawan tersebut ada di Musi Banyuasin, Banyuasin dan Ogan Komering Ilir (OKI).

Saat ini kondisi kebakaran lahan masih dapat mengancam Sumsel, lantaran hujan belum merata terjadi seluruh wilayah. Disisi lain, suhu panas masih mendominasi beberapa wilayah rawan.

"Hujan sudah ada, tetapi sifatnya masih lokal. Cuaca panas juga masih terasa. Itu alasan dua helikopter tetap disiagakan," jelas dia.

Editorial Team