Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Karhutla Terjadi Lagi di Ogan Ilir, Tim Kesulitan Padamkan Api

Tim Manggala Agni memantau kobaran api (IDN Times/Manggala Agni)

Ogan Ilir, IDN Times - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kembali terjadi di pinggir jalan tol Palembang-Indralaya (Palindra) KM 15+200. Api tersebut berkobar sejak malam hari, Senin (21/5/2021), tepatnya di Desa Talang Pangeran Ilir, Kecamatan Pemulutan Barat, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatra Selatan (Sumsel).

Lahan kosong tersebut diketahui tidak produktif. Sebagian besar merupakan lahan mineral yang banyak terdapat ilalang sehingga mudah terbakar. 

"Sejauh ini belum diketahui berapa luasan lahan yang terbakar. Kondisi lahan pun masih dalam proses pemadaman," ungkap Koordinator Pencegahan Karhutla Daops Sumatra XIV/Banyuasin, Ujang Sultan Wardiniladi kepada IDN Times, Selasa (1/5/2021).

1. Lahan yang terbakar sulit diakses

Ilustrasi lahan terbakar ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas

Ujang menjelaskan, kebakaran berada tidak jauh dari lokasi karhutla yang terjadi pekan lalu. Tim Manggala Agni yang bergerak bersama Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), mengaku kesulitan untuk melakukan pemadaman karena wilayah yang menjorok ke dalam.

"Tim semalam belum bisa melakukan pemadaman dikarenakan akses menuju lokasi sulit dicapai," ujar dia.

2. Sudah tiga kali terjadi karhutla sepanjang 2021

Kebakaran hutan dan lahan di Sumsel pada 2019 (Dok. BNPB)

Dari catatan Manggala Agni, karhutla sudah terjadi untuk ketiga kalinya di Bumi Caram Seguguk sepanjang tahun 2021. Kondisi ini perlu diantisipasi mengingat saat ini peralihan dari musim hujan menuju kemarau.

"Pagi ini tim kembali melakukan Ground Check ke lokasi kebakaran. Untuk luasan lahan yang terbakar sejauh ini belum dapat diprediksi," beber dia.

3. Sumsel memasuki peralihan musim

Kepala Stasiun Metereologi Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Desindra Deddy (IDN Times/Rangga Erfizal)

Kepala Stasiun Meteorologi Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang, Desindra Deddy Kurniawan mengatakan, Sumsel memasuki masa transisi dari hujan menuju kemarau. Menurutnya, status transisi berarti cuaca ekstrem akan kerap terjadi di Sumsel secara merata.

Sejauh ini beberapa kawasan di Sumsel sudah memasuki musim kemarau dengan berkurangnya intensitas curah hujan, antara 0 milimeter (mm) hingga 50 mm. Sedangkan beberapa wilayah lainnya masih memiliki curah hujan intensitas menengah, sekitar 100 mm hingga 150 mm.

"Pada Juni Dasarian pertama 70 persen wilayah Sumsel akan memasuki kemarau," tutup dia.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Deryardli Tiarhendi
Rangga Erfizal
Deryardli Tiarhendi
EditorDeryardli Tiarhendi
Follow Us